Khairudin Syah: Saya Jamin Masalah Buruh Dengan PT. Nagali Akan Selesai

Labuhanbatu Utara, KPonline– Bupati Labuhanbatu Utara Kharuddin Syah menjamin masalah yang dihadapi buruh PT Nagali akan selesai. Namun ia meminta waktu kepada buruh yang melakukan demo ke kantor bupati, Kamis.

Penegasan itu disampaikannya di hadapan lebih kurang seratus buruh PT Nagali yang melakukan demonstrasi untuk kedua kalinya ke kantor bupati. Sebelumnya pada Selasa lalu, mereka juga mengadakan aksi serupa.

“Saya jamin persoalan bapak dan ibu sekalian akan selesai,” katanya dengan suara serak. Namun ia berharap masyarakat bersabar karena untuk itu dirinya memerlukan waktu.

Bupati juga menjelaskan, selama dirinya menjadi bupati delapan tahun, tidak ada masalah yang tidak selesai.

“Walau saya kurang sehat, tapi saya datang. Ada bupati, kalau didemo lari. Saya tidak,” katanya.

Dikatakannya, dalam waktu dekat pihaknya akan memanggil pihak perusahaan. Untuk itu, bupati meminta kepada buruh PT Nagali untuk kembali ke kediamannya.

“Silahkan pulang. Tidak ada masalah yang tidak selesai,” katanya yang pada kesempatan itu didampingi Kasat Pol PP Labura Irwansyah Wijaya Pohan SSos MAP dan Kabag Umum dan Perlengkapan Mhd Ikhsan SSTP MAP.

Pada kesempatan itu, bupati juga mempertanyakan apakah pendemo sudah makan dan dijawab sudah. Namun salah seorang diantaranya mengungkapkan keluhan terkait biaya kenderaan yang mereka pakai.

“Berapa biayanya?” tanya bupati. Setelah mendapat jawaban, bupati pun memanggil ajudan dan memberikan uang sebesar Rp1,6 juta sesuai dengan biaya angkutan yang diperlukan para demonstran.

Setelah mendengar janji orang pertama di tanah Basimpul Kuat Babontuk Elok itu, massa buruh pun menyalami bupati dengan tertib dan berbaris pulang meninggalkan areal kantor bupati tersebut.

Sebelum bergerak ke kantor bupati, para buruh sempat melakukan aksi di Dinas Ketenagakerjaan dan Perindustrian. Di tempat itu sempat dilaksanakan dialog antara buruh dengan pengacara yang mengatakan mewakili pihak perusahaan.

Namun karena perwakilan tidak bisa memberikan keputusan, maka pertemuan pun tidak menemukan titik temu. Akhirnya dengan berjalan kaki, mereka pun melakukan aksinya di kantor bupati.