Ketua Umum SPKEP-KSPI Kecam Tindakan Arogan Anggota DPRD Kota Cilegon dari Partai Gelora

Ketua Umum SPKEP-KSPI Kecam Tindakan Arogan Anggota DPRD Kota Cilegon dari Partai Gelora

Cilegon, KPonline – Ketua Umum Serikat Pekerja Kimia, Energi, dan Pertambangan (SPKEP) Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Sunandar, mengecam keras tindakan arogansi yang dilakukan oleh anggota DPRD Kota Cilegon dari Partai Gelora, Haji Jekmatullah. Kecaman ini disampaikan menyusul beredarnya sebuah video yang menunjukkan insiden dugaan penyerangan terhadap massa aksi buruh di Kota Cilegon. Selasa, (10 Juni 2025)

Dalam video yang direkam sekitar pukul 07.49 WIB itu, H hikmatullah terlihat terlibat dalam insiden dengan para buruh yang sedang melakukan aksi damai menuntut hak-hak mereka. Aksi tersebut merupakan respons atas dugaan praktik union busting oleh perusahaan yang mempekerjakan mereka.

Bacaan Lainnya

“Teman-teman buruh telah melakukan aksi secara damai selama beberapa hari demi mencari solusi. Tidak sepatutnya seorang anggota DPRD mempertontonkan sikap arogan kepada rakyat yang sedang memperjuangkan haknya,” ujar Sunandar dalam pernyataannya.

Sunandar bahkan menegaskan bahwa H hikmatullah diduga menabrakkan kendaraannya ke arah buruh yang tengah melakukan aksi, sebuah tindakan yang dinilainya sangat membahayakan dan tidak berperikemanusiaan. Ia pun mendesak pihak kepolisian, khususnya Polresta Kota Cilegon, untuk segera menindak tegas peristiwa tersebut.

Lebih lanjut, Sunandar mengungkapkan bahwa berdasarkan informasi yang diterima, H hikmatullah diketahui juga berperan sebagai penyelenggara outsourcing di PT.Bunga Sari. Hal ini menambah sorotan terhadap potensi konflik kepentingan yang melekat pada jabatan politik yang diembannya.

“Dia tidak layak duduk sebagai wakil rakyat. Seorang anggota dewan seharusnya menjadi jembatan aspirasi, bukan malah menjadi bagian dari represi terhadap buruh,” tegas Sunandar.

Sebagai bentuk reaksi, SPKEP telah menginstruksikan seluruh anggotanya di Kota Cilegon dan wilayah Banten untuk melakukan aksi solidaritas dan terus mengawal kasus ini hingga tuntas. Bahkan, tidak menutup kemungkinan mobilisasi besar-besaran akan dilakukan di tingkat nasional apabila tidak ada penyelesaian yang adil.

“Ini bukan hanya tentang satu insiden. Ini tentang mempertahankan martabat dan hak buruh di negeri ini. Kami akan terus berjuang,” tandasnya.

Sunandar menutup pernyataannya dengan ajakan kepada seluruh buruh Indonesia untuk tetap semangat, bersatu, dan melawan segala bentuk penindasan serta tindakan tidak bermoral dari pihak mana pun, termasuk dari mereka yang duduk di kursi legislatif.

Pos terkait