Pelalawan, KPonline – Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (DPW FSPMI) Riau, Satria, menggelar diskusi internal bersama jajaran pengurus dan anggota pada Minggu sore, ( 8/6/2025 ). Membahas persiapan teknis dan strategi lapangan menjelang pelaksanaan aksi unjuk rasa yang akan digelar pada 10 Juni 2025 di Minas, Kabupaten Siak. Aksi tersebut merupakan respons atas undangan dari aliansi Gerakan Pemuda Masyarakat Minas (GPMP) untuk menyuarakan ketidakadilan yang dialami para pekerja di wilayah tersebut.
Dalam diskusinya, Satria menegaskan pentingnya solidaritas antarburuh tanpa memandang lokasi dan sektor kerja. “Ini adalah aksi solidaritas buruh. Jadi, setiap ada permasalahan buruh di manapun, jika kita diundang, anggota FSPMI harus siap mendukung dan siap turun bersama,” ujar Satria. Ia juga menambahkan bahwa semangat kolektif adalah kekuatan utama gerakan buruh. “Semakin banyak massa yang terlibat, semakin kuat pula daya tekan kita untuk memperjuangkan hak-hak buruh yang terzhalimi,” pungkasnya.
Persiapan teknis di lapangan menjadi poin utama dalam diskusi tersebut. Para pengurus DPW FSPMI Riau membahas strategi mobilisasi massa, penempatan koordinator lapangan, pengelolaan logistik, serta pendekatan komunikasi massa untuk memastikan aksi berlangsung tertib dan damai. “Kita harus menyusun strategi serta teknis di lapangan atas aksi tersebut secara matang,” lanjut Satria, menekankan pentingnya koordinasi yang solid antar elemen organisasi.
Menanggapi undangan dari GPMP, anggota Federasi Serikat Pekerja Ikatan Pekerja Ikatan Perkebunan Sawit Indonesia( FSP – IPSI) yang berafiliasi pada Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI), Sunan Tumenggung Saragih, menyatakan bahwa meski tidak ada diskusi internal khusus yang digelar, pihaknya siap untuk turut serta dalam aksi. “Kami memang tidak mengadakan diskusi khusus bersama anggota terkait undangan ini, namun kami menyambutnya dengan sikap solidaritas yang tinggi. Kami siap turun ke lapangan mendampingi perjuangan kaum buruh,” tegas Sunan.
Aksi unjuk rasa yang dijadwalkan pada 10 Juni mendatang rencananya akan menyoroti sejumlah pelanggaran ketenagakerjaan, termasuk dugaan pemutusan hubungan kerja sepihak, pelanggaran hak normatif buruh,MCU buruh harus ke klinik atau rumah sakit yg di tunjuk perusahaan dan lemahnya pengawasan ketenagakerjaan di wilayah industri strategis Minas. Isu-isu ini telah lama menjadi perhatian serius serikat buruh, namun belum mendapatkan respons memadai dari pemangku kebijakan.
FSPMI Riau bersama elemen serikat lain yang tergabung dalam KPBI menegaskan bahwa aksi ini bukan sekadar bentuk protes, melainkan seruan moral untuk menegakkan keadilan sosial dan kesejahteraan pekerja. Mereka juga mengajak masyarakat luas untuk memahami konteks perjuangan ini dan mendukungnya dalam semangat persatuan dan kemanusiaan.
Dengan semangat solidaritas yang dibangun lintas organisasi, aksi 10 Juni 2025 diyakini akan menjadi titik penting dalam penguatan gerakan buruh di Riau. Seruan bersama dari FSPMI, FSP – IPSI dan GPMP diharapkan menjadi simbol kekuatan kolektif yang mampu menekan ketidakadilan dan mendorong lahirnya kebijakan yang berpihak pada rakyat pekerja.
Penulis : Heri
Photo : Dokumentasi MP