KC FSPMI Palas, Ziarahi Makam Pendiri Desa Papaso

Tabagsel, KPonline – Konsulat Cabang Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (KC FSPMI) Padang Lawas (Palas)-Kordinator Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel), melakukan kegiatan ziarah ke makam pendiri Desa Papaso yang bernama, Raja Japoso Hasibuan, yang terletak di Balai Bagonjong Desa Sibodak Papaso, Kecamatan Sosa Timur, Kabupaten Padang Lawas, Minggu, (20/09/2020).

Agenda menziarahi makam pendiri Desa Papaso yang dilaksanakan oleh KC FSPMI Palas tersebut, merupakan pelaksanaan prinsip pertama yang tertuang di dalam prinsip-prinsip perjuangan FSPMI, yaitu prinsip Religius.

Bacaan Lainnya
Do’a bersama di areal Makam Raja Japoso Hasibuan di Desa Papaso, oleh pengurus dan anggota KC FSPMI Palas Korda Tabagsel

Selain dari pada membela hak-hak buruh, FSPMI palas juga turut serta dalam merawat dan melestarikan sejarah serta menghormati jasa leluhur yang ada di Papaso.

Oleh karenanya, yang menjadi prinsip religius FSPMI tidak kalah penting untuk dijaga dan dirawat sebaik mungkin. Demikian pula dengan kultur serta budaya yang di Desa Papaso, termasuk di antaranya ialah merawat dan menjaga kuburan marga Raja Japoso Hasibuan untuk diceritakan kepada keturunan kita semua.

“Desa Papaso, yang kini sudah memiliki ribuan masyarakat penduduk lokal merupakan anak cucu dari keturunan Raja Japoso Hasibuan,” begitu disebutkan seorang sesepuh masyarakat di Desa Papaso, Jaronggur Nasution, yang merupakan penduduk setempat yang sudah menjadi pisang raut di Desa Sibodak Papaso, yang turut mendampingi berziarah.

“Demikian halnya dengan tanah ulayat yang kini diduduki oleh beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar di Padang Lawas, merupakan warisan dari keturunan Raja Japoso Hasibuan,” terang Jaronggur Nasution kepada media.

Sementara, Ketua KC FSPMI Palas-Korda Tabagsel, Maulana Syafi’i merasa prihatin dengan kondisi makam yang disemaki rumput dan pepohonan.

“Sangatlah memprihatinkan melihat kondisi makam Raja Marga Hasibuan yang di Papaso, tidak ada yang menjaga dan membersihkannya,” ucapnya.

“Padahal, makam ini menjadi bukti fisik yang nyata bagi kita, bahwa sejarah marga Hasibuan yang di Papaso memang benar adanya. Harapannya, Pemerintah pun harus turut serta dalam menjaga sejarah budaya bangda ini,” pinta Maulana.

Sembari pembersihan kuburan, Sekjen KC FSPMI Uluan Pardomuan Pane, membacakan Surat Al-fatihah serta bermunajat Kepada Allah SWT, dengan tujuan agar senantiasa perjuangan FSPMI di Palas mendapatkan ridhoi Allah SWT.

Usai berdoa, Uluan Pardomuan Pane manyampaikan beberapa hal dengan nada lembut, “Inilah yang sering saya sampaikan, yakni tentang makna dan arti Cinta Dalam Do’a. Yaitu, menjaga, merawat, dan saling mendoakan. Inilah prinsip kita sebagai anggota FSPMI, Soridaritas Tanpa Batas. Ini merupakan cara kita untuk mendapatkan ridho Allah SWT dalam memperjuangkan hak-hak kaum buruh,” tutupnya. (Andolan Harahap/Muhammad Amaluddin Siregar)

(Foto: Andolan Harahap)

Pos terkait