Kartu Merah Untuk KPU Diacungkan di Jateng

Semarang, KPonline – Ratusan Masyarakat dari berbagai elemen siang tadi melakukan Aksi Kawal Suara Rakyat, Jumat (10/5/2019). Aksi di mulai dengan orasi di depan Patung Kuda Undip lanjut longmarch menuju ke depan Mabes Polda Jateng.

Aksi ini dilatarbelakangi oleh kekecewaan rakyat atas kinerja KPU yang mana baru saja menyelenggarakan Pemilu Serentak 2019. Berbagai laporan dugaan kecurangan dalam input data suara serta meninggalnya lebih dari 550 KPPS memicu gejolak di masyarakat.

Bacaan Lainnya

“Sejauh ini Pemerintah maupun KPU menganggap meninggalnya 554 KPPS akibat kelelahan tanpa adanya investigasi lebih lanjut terhadap alasan meninggalnya para korban”, ungkap Muhsin, Korlap Aksi tersebut. 

Menurut Muhsin, dari data temuan di lapangan, ada sekitar 7.132 kasus pelanggaran selama pemilu 2019, 224 kasus kesalahan input data C1 oleh KPU, 165 kasus ketidaknetralan ASN, dan sebagainya.

Kondisi tersebut dianggap memprihatinkan, mengingat pemilu 2019 melibatkan ribuan anggota KPU, Bawaslu, beserta aparat Polisi maupun TNI dengan biaya hingga Rp 25 trilyun. Pemilu 2019 ini merupakan bentuk proses demokrasi yang paling banyak menelan korban jiwa, terrcatat sebanyak 554 petugas KPPS meninggal dunia dan 3.788 orang yang sakit dari penyelenggara pemilu.

Massa yang telah berkumpul sejak pukul 10.00 wib itu selain membawa beberapa spanduk juga membawa peluit dan kartu merah. Kartu merah tersebut rencananya akan diberikan di KPU Provinsi Jateng sebagai bentuk pelanggaran.

Massa juga menuntut dilaksanakannya autopsi terhadap para korban agar penyebab kematian massal dapat terungkap dengan terang, selain itu mereka juga menuntut agar segera dibentuk tim pencari fakta (independen) untuk melakukan audit forensik atas IT SITUNG yang digunakan KPU.

Namun keinginan massa untuk mencapai KPU harus berhadapan dengan aparat kepolisian. Ruas jalan Veteran menuju KPU atau tepatnya di persimpangan lampu merah depan Polda Jateng di blokade dengan kawat berduri. Sempat terjadi adu mulut antara massa dengan pihak aparat keamanan. Massa hanya bisa bertahan sambil melakukan orasi di persimpangan depan Polda Jateng.

Sempat pula terjadi aksi provokasi dari beberapa preman namun aksi tersebut berhasil diredam dan para preman tersebut berhasil diusir.(Afg)

Pos terkait