Kado di Hari Buruh Untuk Pekerja Mojokerto

Mojokerto, KPonline –  May Day 2018, ribuan buruh Mojokerto berkumpul di kawasan Ngoro Industrial Park Mojokerto. Mereka ikut serta memperingati hari buruh internasional atau yang biasa disebut May Day. Ada dua kegiatan yang digelar bersamaan di lokasi yang tidak berjauhan.

Kegiatan pertama adalah jalan sehat dan panggung hiburan yang digelar oleh beberapa serikat pekerja dan pemerintah kabupaten Mojokerto di lapangan NIP. Sedangkan di seberang lapangan, dalam memperingati hari buruh FSPMI Mojokerto memilih melakukan aksi turun jalan.

Bacaan Lainnya
Para srikandi buruh Mojokerto bersemangat berjuang dengan cara turun ke jalan.

Tidak kurang dari 4.000 anggota FSPMI Mojokerto dengan menggunakan ratusan motor dan puluhan bis diturunkan pada aksi peringatan Mayday ini. Ratusan kendaraan itu dijejer rapi di sepanjang jalan masuk NIP dan membuat lalu lintas agak tersendat. Ratusan anggota kepolisian dari polres Mojokerto diterjunkan untuk menjaga dua kegiatan yang memang saling berdekatan tersebut.

Dari atas mobil komando, sebelum berangkat ke kantor Gubernur Jawa Timur. Pengurus wilayah, pengurus cabang maupun pengurus sektor FSPMI bergantian memberikan orasi. Mereka menekankan pentingnya memahami esensi MayDay sehingga tidak sesat pikir dan perjuangan buruh tetap harus dilanjutkan. Selain itu, para pengurus menjelaskan tuntutan yang diusung FSPMI pada Mayday kali ini. Baik itu tuntutan lokal maupun tuntutan nasional.

Massa buruh dari FSPMI Mojokerto saat melakukan persiapan May Day./Foto: Ardian Safendra

Konsulat Cabang FSPMI Mojokerto Ardian Safendra dihadapan ribuan massa aksi mengatakan, “Hari ini kita turun jalan, sebab kita belum melihat kesejahteraan dan perlindungan kepada kaum pekerja. Untuk mewujudkannya dilakukan dengan perjuangan bukan dengan hiburan, May Day Not Fun Day.”

Selanjutnya Ardian menerangkan, ” Alhamdulillah, hari ini, pada May Day yang bersejarah ini, kita kaum pekerja di Mojokerto mendapatkan dua buah kado istimewa.”

Massa aksi buruh Jawa Timur dalam May Day 2018./Fb Eka Hernawati

“Kado yang pertama adalah dari hasil sidang paripurna DPRD, sepakat mencoret usulan upah klaster di Mojokerto. Kado yang kedua adalah kembalinya upah sektoral di bumi Majapahit. Gubernur telah menandatangani upah sektoral Mojokerto pada 30 April kemarin, ” tutup ardian yang disambut tepukan gemuruh massa aksi.

Walaupun para pekerja di Mojokerto sudah mendapatkan kado pada hari May Day, akan tetapi 4000 massa FSPMI Mojokerto tetap memutuskan berangkat ke kantor gubernur, karena tidak semua tuntutan dapat diselesaikan di daerah, salah satunya adalah keberadaan Tenaga Kerja Asing dan kepastian jaminan sosial.

Ipang S

Pos terkait