Jangan Mimpi Berpolitik Kalau Tak Punya Iuran

Jakarta, KPonline – Serikat buruh yang anggotanya tidak memiliki budaya membayar iuran dan kemudian memberikan dukungan kepada salah satu calon tertentu dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Pemilihan Legislatif (Pileg), dan Pemilihan Presiden (Pilpres), akan terjebak dalam politik transaksional. Mereka baru akan bergerak jika ada kucuran dana dari si calon atau cukong.

Logikanya sederhana. Biaya untuk operasional serikat pekerja saja nyari tidak mencukupi, bagaimana mau melakukan konsolidasi untuk pemenangan dalam Pilkada, Pileg, dan Pilpres?

Bacaan Lainnya
Bakal calon anggota legislatif dari FSPMI Bekasi.

Berpolitik adalah bagian dari strategi perjuangan. Karena ia merupakan strategi perjuangan, maka kerja-kerja ini harus dilakukan dengan serius dan penuh kesungguhan. Karena itu, dalam melakukan hal ini, serikat buruh harus bermartabat. Tidak meminta-minta.

Untuk membiayai semua kerja politik tersebut, pilihannya adalah dengan iuran. Dukungan yang diberikan didasarkan pada cita-cita yang sama. Begerak secara militan, bukan sebagai orang bayaran. Kita tidak akan menggadaikan kehormatan dan masa depan kaum pekerja dengan transaksional seperti itu.

Oleh sebab itu, KSPI mengorganisir buruh untuk mengumpulkan suara dengan mengkonsolidasi iuran. Sehingga dalam kontestasi politik, buruh memiliki anggaran sendiri.

Organisasi serikat pekerja yang kuat tercermin dari kemampuannya mengkonsolidasi anggota, dan memiliki dana sendiri yang dibayarkan melalui iuran.

“Pilkada, Pileg dan Pilpres 2014 kami memulai dengan iuran sendiri, bayar sendiri. Konsolidasi-konsolidasi dasi gerakan-gerakan itu dengan iuran. Kuncinya iuran. Kalau tidak punya uang, minta-minta uang, maka serikat buruh menjadi tidak ada harganya di mata politisi,” kata Presiden KSPI yang juga Presiden FSPMI Said Iqbal dalam diskusi di Studi Kopi Sang Akar, Jakarta, pada Sabtu (31/3/2018).

Dengan menerapkan strategi tersebut, sehingga tidak ada dana dari orang lain. “Ketika kita masuk kontestasi, kita punya uang sendiri. Miliaran bahkan puluhan miliar. Murni tidak ada satu pun dana dari cukong dari orang. Apalagi pengusaha, kami menabukan menerima uang dari pengusaha, kecuali pengusaha yang mempunyai komitmen dari awal,” jelasnya.

Pilpres 2019, buruh usung calon presiden sejalan dengan cita-cita perjuangan.

Sebagai contoh, saat ini KSPI mendukung kader-kader terbaiknya untuk dalam Pileg 2019. Maka seluruh anggota KSPI akan patungan untuk memenangkan para calon anggota legislatif dari KSPI yang maju dari berbagai partai politik. Ini sekaligus menjadi strategi tentang mahalnya biaya kampanye.

“Jadi tidak ada lagi anggapan hanya orang kaya, orang yang punya uang, yang bisa menjadi anggota DPR. Buruh pun bisa. Caranya adalah dengan membangun bergotong royong. Memperkuat simpul solidaritas,” tegas Said Iqbal.

Pos terkait