Hujan Tak Menyurutkan Niatnya Melanjutkan Aksi ‘Topo Pepe Nyadong Pocong’

Semarang, KPonline – Hari kedua Rabu (15/7/2020) aksi “Topo Pepe Nyadong Pocong” yang dilakukan oleh pegiat buruh di Kota Semarang, Ahmad Zainuddin yang juga Ketua FSP DPD KEP Jawa Tengah di Bunderan Air Mancur Jalan Pahlawan menjadi sorotan mata pengguna jalan tersebut.

Tak sedikit pula baik pejalan kaki, pengguna motor dan mobil melambatkan lajunya guna melihat kibaran bendera dan terlihat dari mimik wajahnya membaca spanduk dan juga MMT yang terbentang di sekitar tempat dimana Topo Pepe tersebut dilakukan.

Bacaan Lainnya

Tolak OmnibusLaw Ciker, 9 bahaya OmnibusLaw Ciker bagi buruh. Begitu bunyi yang tertulis pada MMT yang terpampang di sekitar Bunderan Air Mancur jalan Pahlawan tersebut.

Adapun poin-poin yang tercantum, diantaranya:

Keberlangsungan Kerja Hilang.

1. Kontrak Kerja Seumur Hidup.

2. Kerja Outsourching Seumur Hidup.

3. Pekerja Asing / TKA Unskill Merajalela.

4. PHK dipermudah Jaminan Pendapatan Hilang.

5. Upah Kerja Dihitung per jam.

6. Upah Minimun Dihilangkan. (Ada Upah Padat Karya untuk Garmen)

7. Pesangon Dihilangkan.

8. Sanksi Pidana Pengusaha Dihilangkan
Jaminan Sosial Hilang.

9. JPK, JHT, JKK, Cuti Haid Melahirkan Dihilangkan.

“OmnibusLaw kluster ketenagakerjaan jelas sangat membahayakan dalam keberlangsungan hidup rakyat buruh beserta keluarganya, karena isinya tidak sejalan dengan UUD 1945 dan nilai-nilai Pancasila, untuk itu hanya satu yang pasti harus kita lakukan yaitu Lawan..Lawan..Lawan,” gelora Bang Din panggilan akrabnya.

Kisaran pada jam 12.50 WIB, jalan pahlawan diguyur hujan lebat secara tiba-tiba. Bang Din sapaan akrab beliau tetap dengan tenang melakukan Topo Pepe walaupun dibawah guyuran hujan ditambah sesekali angin kencang menerpa badannya. Salah satu MMT sampai terlepas dari ikatan sehingga berkibar-kibar terkena hembusan angin.

Hujan pun tak berlangsung lama dan hanya meninggalkan jejak basah dan genangan air di jalan-jalan protokol tersebut.

Dalam keterangan kepada Awak Media Perdjoeangan Jawa Tengah di tempat lokasi, Ahmad Zainuddin menuturkan dalam aksi kali kedua tersebut.

“Panas maupun hujan ditengah-tengah dalam perjuangan ini adalah momentum dimana kita untuk tidak lupa kepada Sang Pencipta. Ikhtiar adalah salah satu bagian dari perjuangan,” dengan lirih ucapnya.

“Topo Pepe Nyadong Pocong adalah bentuk keprihatinan buruh terhadap matinya hati nurani kepada pemangku kebijakan yang seyogyanya lebih menitikberatkan kesejahteraan rakyat buruh bukan sebaliknya,” imbuhnya.

(BDY)

Pos terkait