Indra Relawan Jamkeswatch, Laki-Laki Panggilan, Si Pemburu NICU

Indra Relawan Jamkeswatch, Laki-Laki Panggilan, Si Pemburu NICU

Bogor, KPonline – Sore itu sekira pukul 16.30 WIB, suara dering telepon seluler membuyarkan lamunannya yang tengah asyik menikmati segelas kopi ditemani sebatang rokok sigaret kesukaannya. Setelah membaca pesan masuk terlihat bibirnya komat-kamit seraya bergumam dalam hati, “Panggilan lagi.” Ternyata pesan dari seorang staff salah satu rumah sakit yang ada di perbatasan antara Bogor dan Bekasi. Inti dari pesan  tersebut adalah meminta bantuan untuk mencarikan rumah sakit rujukan dengan fasilitas ruang HCU/PICU dan juga CT-Scan.

Setelah berfikir sejenak, dia pun mengirim beberapa pesan untuk menindak lanjuti laporan masuk tersebut. Tak berselang lama, ada balasan masuk dari salah satu rumah sakit di Jakarta yang siap menerima pasien tersebut. Kembali ia menghubungi rumah sakit perujuk untuk memberitahukan bahwa sudah ada rumah sakit yang siap menerima pasien tersebut.

Bacaan Lainnya

Karena sudah menunggu beberapa waktu lamanya dan tidak ada jawaban dari rumah sakit, ia pun bergegas bersiap-siap dan langsung menuju tujuan agar usahanya tidak sia-sia. Karena komunikasi yang sedikit lambat yang bisa mengakibatkan batalnya proses rujukan.

Indra sang pemburu NICU/PICU, begitulah kawan-kawan Relawan Jamkeswatch memanggilnya. Relawan Jamkeswatch Bogor itu memang sudah tak diragukan lagi loyalitasnya di bidang sosial kemasyarakatan, membantu sesama terutama di bidang pelayanan kesehatan. Karena pengalaman dan loyalitasnya tersebut dia pun ditunjuk sebagai Kepala Bidang Advokasi Dewan Pimpinan Daerah Jamkeswatch Kabupaten dan Kota Bogor masa bakti 2019/2022.


Setelah menempuh perjalan kurang lebih 40 menit ia pun sampai di rumah sakit yang ada di Kabupaten Bekasi bagian selatan tersebut. Indra langsung menemui petugas rumah sakit dan memperlihatkan pesan yang ada di telepon seluler miliknya. Meskipun pesan tersebut sudah dikirim juga ke rumah sakit, ia tetap memperlihatkan kesungguhan hatinya. Persiapan rujuk pasien pun segera dilakukan. Pukul 22.15 WIB pasien diberangkatkan menuju rumah sakit rujukan menggunakan mobil ambulance rumah sakit perujuk dengan pengawalan petugas medis.

Setelah di rasa cukup dan semua aman, Indra segera meninggalkan rumah sakit dan bermaksud pulang karena waktu sudah mendekati tengah malam. Baru berjalan beberapa ratus meter dari rumah sakit, ia merasakan ada sesuatu yang aneh dengan motor yang ditumpanginya. Setelah dicek ternyata bearing roda belakang motornya pecah.  Akhirnya motornya pun didorong sambil mencari bengkel yang masih buka.

Karena bengkel yang dia temui malam itu kebetulan tidak tersedia komponen spare part kendaraannya, akhirnya motor pun ditinggalkan di bengkel. Dengan harapan, besok motornya sudah “sehat” kembali. Dia kembali membuka telepon seluler miliknya, dan membuka aplikasi daring memesan ojek online untuk pulang. Namun setelah membuka aplikasi dan melihat argonya, Indra pun mengurungkan niatnya untuk memesan ojek online. “Uangku tak cukup,” kilahnya dalam hati.

Tak kehilangan akal, ia pun segera menghubungi sesama rekan Relawan Jamkeswatch. Dengan harapan, dipinjamkan sepeda motor atau mendapatkan tumpangan untuk pulang. (Trihadi/Editor : RDW)