“Gen FSPMI Adalah Gen Perlawanan”

Bogor, KPonline – “Bicara angka, bicara uang dalam politik, kaum buruh sudah pasti kalah. Jadi jangan pernah bicara uang dalam politik. Tapi jangan pula, rakyat berpikiran bahwa politik itu hanya milik para elite. Karena bicara politik, berarti kita bicara suara rakyat,” ini yang disampaikan Deputy Presiden FSPMI Obon Tabroni di depan seluruh peserta Jambore Nasional Pekerja Muda SPAMK-FSPMI.

Acara yang diselenggarakan di Grand Cempaka Resort, Cipayung, Bogor pada Kamis hingga Sabtu 6-8 Desember 2018 ini, bertemakan “Kepedulian, Loyalitas dan Militansi, Terus Bergerak Menghadapi Perubahan Menuju Harapan”.

Dalam kesempatan tersebut, Obon mengajak seluruh peserta Jambore Nasional Pekerja Muda SPAMK-FSPMI untuk merubah cara berpikir dan jalan pikiran kaum buruh, terutama kalangan pekerja muda.

“Politik itu butuh kesadaran. Memang benar, ketika kita berbicara politik, kita akan berbicara menang atau kalah. Akan tetapi, kita sudah harus melampaui itu semua,” ujar Obon.

“Bagaimana bisa menginspirasi orang lain? Bagaimana kita bisa menumbuhkan kepercayaan diri? Bagaimana membangkitkan kesadaran orang tentang politik itu sendiri?” Lanjut Obon Tabroni yang juga merupakan Ketua Umum SPAI-FSPMI.

Mayoritas kaum buruh dianggap berpendidikan pas-pasan oleh masyarakat luas.

“Masih ingatkah dengan kisah seekor gajah yang dikurung dan diikat, sehingga tak mampu bergerak. Dan pada akhirnya, dalam pikiran gajah akan muncul ketidak berdayaan. Karena merasa ketidak berdayaan itulah, pada akhirnya gajah tersebut dapat dengan mudah dikendalikan oleh pawang.”

Padahal sejak lahir, masih kata Obon, kita adalah seorang pemenang. Kita adalah satu dari ratusan juta sel telur yg lainnya.

“Sehingga sudah sepatutnya kita mempunyai jiwa pemenang. Menolak untuk dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan yang mencoba menundukkan kita, terutama para pemilik kapital,” tegasnya.

Gen FSPMI adalah Gen Perlawanan. Sehingga sampai kapan pun, perlawanan terhadap segala bentuk penindasan harus terus dilakukan.

Lebih lanjut, Obon pun mengkritisi gerakan buruh semakin hari semakin menurun. Beliau mengajak seluruh peserta Jambore Nasional Pekerja Muda SPAMK-FSPMI untuk jangan pernah berpikir hal-hal yang tidak mungkin dan belum terjadi.

“Jangan karena kita hanya seorang buruh, mengakibatkan kita takut untuk bercita-cita. Jangan karena hanya anggota kita sedikit, kita takut untuk bergerak. Dan jangan hanya karena kita hanya seorang anggota serikat pekerja biasa, kita takut bermimpi menjadi pemimpin,” tegas Obon yang langsung disambut tepuk tangan meriah dari seluruh peserta Jambore Nasional Pekerja Muda SPAMK-FSPMI.

Kesadaran politik kaum buruh secara umum masih rendah saat ini. Sehingga dibutuhkan penyadaran kepada kaum buruh, betapa pentingnya politik bagi pergerakan dan perjuangan kaum buruh.

Karena dalam politik banyak hal-hal baru yang dapat dipetik, banyak pengalaman yang dapat kita ambil. Contoh saja bagaimana keputusan politik dapat menentukan penentuan upah di suatu daerah. (RDW)