Buruh Bogor Mulai Bergerak Di Awali Sosialisasi Ke Perusahaan – Perusahaan

Bogor, KPonline – Buruh Bogor yang berada di Kawasan Cileungsi dan Klapa Nunggal memulai pergerakan atau lebih tepatnya Aksi Nasional dan Daerah yang menuntut diberlakukannya UMK Bogor sebesar 7-10 % yang sebelumnya sudah di rekomendasikan oleh Bupati Kab Bogor sebesar 7,2% ke Gubernur Jawa Barat yang sampai saat ini belum dapat terealisasikan karena sampai saat ini Gubernur Ridwan Kamil belum berani juga untuk merealisasikan hingga UMK Bogor tahun 2022 tidak naik.

Karena hal itu buruh Bogor akan melakukan Aksi Nasional dan Aksi Daerah. Dan sebagai awalan Buruh Bogor khususnya Kawasan Cileungsi – Klapa Nunggal memulai mengsosialisasikan kepada perusahaan-perusahaan supaya mengetahui dan mengirimkan perwakilan-perwakilannya saat aksi nasional atau daerah nanti.

Dadan selaku Koordinator Sosialisasi Aksi hari ini di Kawasan Menara Permai menyampaikan “Kalau disini sosialisasi buruh Cikal (Cileungsi Klapa Nunggal), tapi terjadi di semua daerah. Dan sesuai intruksi dari pusat untuk tanggal 08 Desember 2021 kita ada Aksi Nasional dan dititik pusatkan di Jakarta dan juga mungkin ada di daerah masing-masing. Dan kemudian juga tanggal 09 Desember 2021, kita ada aksi di daerah masing-masing di Kabupaten/Kota diseluruh Indonesia Mogok Daerah dan Tanggal 10 Desember 2021 masih Aksi Nasional di titik pusatkannya dikantor Gubernur tiap Provinsi seluruh Indonesia”, jelasnya

Beliau menambahkan “Tuntutannya masih sama, untuk meminta Kenaikan UMK 7-10 % dan menolak menggunakan PP 36 Tahun 2021 dan meminta tetap menjalankan putusan MK yang mana UU Cipta Kerja melanggar aturan” tambahnya

Mulai tepat Pkl 08.00 Wib Buruh Bogor khususnya daerah Cileungsi Klapa Nunggal memulai sosialisasikan dengan membagi 2 tim yang mana satu mengsosialisaikan untuk daerah Cileungsi dan sebagian ada di daerah Kawasan Klapa Nunggal.

“Untuk hari ini kita ada sosialisasi, sosialisasi kesetiap perusahaan-perusahaan untuk memberitahukan bahwa akan ada agenda besar kaum Buruh yaitu aksi besar-besaran dan kita akan meminta kesetiap perusahaan untuk mengeluarkan perwakilannya. Dan targetnya 50% dari jumlah karyawan yang ada”, Tutup beliau.
(AM)