Jakarta, KPonline – “Serikat buruh akan tarik dukungan terhadap Prabowo setelah 22 Mei.” Begitu judul berita yang terbit di katadata.co.id pada 30 April 2019. Benarkah demikian?
Pernyataan di atas ada benarnya. Dukungan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) kepada Prabowo Subianto adalah sebentuk komitmen untuk memenangkan Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) Tahun 2019. Dalam hal ini, pada tanggal 22 Mei 2019, Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan mengumumkan secara resmi siapa yang dipilih oleh rakyat untuk memimpin Indonesia selama lima tahun ke depan.
Begitu sudah ditetapkan siapa Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019 – 2021 yang dipilih oleh rakyat, maka KSPI akan menarik batas dengan kekuasaan. Siapa pun presidennya.
Dengan demikian, tidak benar jika “tarik dukungan” kepada Pabowo Subiato diartikan bahwa KSPI akan mengalihkan dukungan kepada Joko Widodo. Meskipun Presiden KSPI Said Iqbal sempat bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor, hal itu tidak ada kaitan Pilpres.
Sebaliknya, sebagai serikat pekerja, KSPI akan tetap kritis terhadap pemerintah untuk membela, melindungi, dan memperjuangkan hak serta kepetingan kaum buruh. Hal ini sebagaimana prinsip dan nilai-nilai perjuangan yang diyakini KSPI selama ini, yakni independent but not neutral.
Inilah yang saya sampaikan kepada beberapa wartawan ketika ditanya apa sikap kita terhadap hasil Pilpres 2019.
Itulah yang menjelaskan, mengapa hingga saat ini KSPI tetap memberikan dukungan penuh pada Prabowo – Sandi.
Sebagai pendukung Prabowo-Sandi, KSPI menyakini bahwa pasangan nomor urut 02 inilah yang memenangi Pilpres. Karena itulah, KSPI mengundang Prabowo Subianto dalam peringatan May Day 2019 untuk “merayakan kemenangan.”
Satu hal yang harus dipahami, KSPI bukanlah partai politik. KSPI adalah serikat pekerja. Meskipun ia mengerahkan anggotanya untuk memenangkan calon tertentu, KSPI tetap berpegang pada nilai-nilai serikat pekerja. “Tarik dukungan” yang dimaksud di sini untuk memastikan agar serikat pekerja tidak terkooptasi oleh kekuasaan.
Kesetiaan KSPI pada cita-cita perjuangan, yang terangkum dalam sepuluh tuntutan buruh dan rakyat (SEPULTURA). Tentu saja, siapapun yang akan menjadi presiden akan didukung oleh KSPI. Tetapi jika kebijakannya sudah merugikan kaum kaum buruh dan rakyat, maka KSPI akan melakukan perlawanan terhadap kebijakan tersebut.
Berita di Katadata.co.id
Berikut artikel yang tayang di Katadata.co.id pada tanggal 30 April 2019 dengan judul “Serikat Buruh Akan Tarik Dukungan dari Prabowo Setelah 22 Mei”, ditulis oleh Ameidyo Daud dengan editor Yuliawati:
KSPI akan menghentikan dukungan kepada calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto setelah 22 Mei mendatang. Alasannya, setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan pemenang Pilpres pada tanggal tersebut, KSPI memilih bersikap independen dan menarik batas dengan siapa saja yang terpilih sebagai presiden, termasuk Prabowo.
Ketua Departemen Bidang Komunikasi dan Media KSPI Kahar Cahyono mengatakan organisasi buruh berbeda dengan partai politik. Partai politik pengusung kemungkinan akan tetap memberi dukungan penuh kepada capres setelah pengumuman hasil Pilpres.
“Sikap kami masih dukung calon presiden dan hanya sampai tanggal 22 Mei,” kata Kahar kepada Katadata, Selasa, (30/4).
Kahar menyatakan upaya ini bukan sebagai skenario jalan keluar apabila Prabowo dinyatakan kalah perhitungan suara Pilpres secara resmi. Dia juga menyatakan langkah ini bukan upaya mengalihkan dukungan kepada pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Pertemuan Ketua KSPI Said Iqbal dan perwakilan serikat buruh lainnya dengan Jokowi di Istana Kepresidenan di Bogor, beberapa waktu lalu, tak terkait dukungan politik. “Kami hadir dalam posisi sebagai serikat buruh, membahas May Day (peringatan Hari Buruh),” kata Kahar.
Bahkan Kahar mengatakan tidak mengundang Jokowi dalam perayaan Hari Buruh 1 Mei di Jakarta. KSPI hanya akan mengundang Prabowo. KSPI Berharap Prabowo Bahas Kontrak Politik KSPI memastikan Prabowo bakal hadir dalam peringatan Hari Buruh Sedunia atau May Day di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Rabu (1/5).
Kahar mengatakan organisasinya belum mengetahui apa yang akan dibahas mantan Danjen Kopassus itu. Namun, organisasinya berharap Prabowo membahas kontrak politik yang ditandatangani dengan KSPI tanggal 1 Mei 2018 lalu.
“Ada sepuluh tuntutan kami saat itu,” kata Kahar. Menurut dia, kedatangan Prabowo dalam peringatan May Day 2019 yang diselenggarakan KSPI bukan pertama kali. Prabowo juga hadir dalam peringatan May Day yang digelar KSPI tahun lalu.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Fadli Zon mengatakan kemungkinan Prabowo memberikan orasi di Hari Buruh tanpa ditemani calon wakil presiden Sandiaga Uno.
“Beliau (Sandiaga) diminta untuk mengawal suara karena cukup banyak laporan kecurangan di bawah,” kata Fadli seperti dikutip dari Antara. Peringatan Hari Buruh di Tennis Indoor Senayan akan dimulai pada Rabu (1/5) pukul 10.00 WIB. Prabowo dijadwalkan hadir di lokasi sekitar pukul 12.00 WIB. KSPI memperkirakan ada sekitar 50 ribu buruh yang bakal hadir di Senayan. Massa tersebut berasal dari tiga provinsi yakni DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
Ada tujuh tuntutan yang bakal disuarakan dalam peringatan Hari Buruh, di antaranya menolak upah murah, penghapusan sistem outsourcing, mendesak manfaat jaminan kesehatan dan jaminan pensiun ditingkatkan, mendesak TDL (Tarif dasar listrik) dan harga sembako turun, serta mendesak pemerintah menegakkan demokrasi yang jujur dalam Pilpres 2019.