Asih, Satu Dari Ribuan Pekerja Perempuan di Karawang

Karawang, KPonline – Duduk disebelahku seorang pekerja perempuan yang sedang menunggu giliran pertandingan, Turnamen Badminton putri NTRI Cup 2019, dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Perusahaan yang Ke – 19 tahun. Kamis,(19/12/19)

Asih, salah satu pekerja perempuan yang ikut serta memeriahkan turnamen olah raga tahun ini, duduk bersilang dengan wajah yang ceria, sesekali matanya melirik mengamati temannya yang sedang bertanding dilapangan.

Bacaan Lainnya

Asih Retnasih atau yang biasa di sapa Asih, adalah seorang pekerja perempuan kelahiran Ciamis, bulan Januari 1999, dia bercerita bahwa nama Asih adalah pemberian dari kakeknya, sambil tertawa dia memberikan penjelasan, semula ayah mau memberi nama Fatimah Azahra kepadanya, tapi atas saran dari kakeknya nama Asih dirasa lebih tepat, cukup sederhana dan memberikan kesan yang penuh kehangatan, karena Asih dalam bahasa sunda artinya kasih sayang.

Lulus SMA tahun 2017 di kota kelahirannya, Seperti kebanyakan remaja pada umumnya, Asih pun mencari aktifitas positif untuk mengisi lembaran baru perjalanan hidupnya, mencoba tinggal dengan kerabatnya, ikut bekerja di salah satu toko di kota Jogja sebagai tenaga administrasi. Langkahnya tidak cukup sampai disitu, Asih berpikir bahwa pekerjaan saat itu adalah sebagai kegiatan untuk mengisi kekosongan waktunya, atau bisa dibilang sebagai batu loncatan, mencari peluang baru untuk harapan yang lebih baik lagi.

Disela – sela rutinitas saat itu Asih tetap mencoba peruntungannya, dengan memasukan banyak surat lamaran kerja ke perusahaan, yang dititipkan melalui saudaranya yang tinggal di Karawang, hingga pada suatu hari setelah 3 bulan lamanya, datang panggilan test kerja di perusahaan swasta di Kawasan Industri Suryacipta Kabupaten Karawang.

Dengan semangat dan penuh harap, Asih untuk pertama kali menginjakan kakinya di Kota Karawang, hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, cuma dia tau bahwa Karawang adalah salah satu kota dengan nilai upah minimum tertinggi saat ini. Banyak harapan yang terpikirkan untuk dapat mengadu nasibnya di kota ini.

Keberuntungan memang sedang berpihak pada Asih, setelah melalui beberapa tahapan test, akhirnya salah satu dari ratusan pencari kerja saat itu, Asih dinyatakan lulus seleksi dan memulai hari pertama kerjanya dengan serangkaian training dalam waktu beberapa hari sebagai pekerja kontrak di bagian QC.

Setelah beberapa bulan bekerja, Asih mulai terbiasa dengan kehidupan barunya, teman-teman sekerja terasa seperti keluarga keduanya. Tinggal di salah satu kontrakan sederhana yang dekat dengan pusat keramaian, disaat fajar terbit harus bersiap-siap dan bergegas menuju titik tertentu, untuk menunggu bis jemputan karyawan, dan kembali ke kontrakan disaat matahari mulai terbenam, adakalanya sampai larut malam, karena harus kerja lembur untuk memenuhi target perusahaan.

Akhir pekan adalah waktu yang selalu dinantikan oleh pekerja perempuan ini, untuk beristirahat setelah lima hari atau bahkan enam hari bekerja dalam seminggu. Adakalanya sepulang bekerja asih dan temannya berkumpul untuk sekedar makan bersama sambil bercengkrama melepas kepenatannya.

Setiap akhir bulan Asih menerima upah hasil kerjanya, dia sisihkan sedikit sebatas untuk bayar kontrakan, dan biaya kebutuhan hidup secukupnya. Selebihnya dikirimkan kepada orang tua dikampung halaman. Hal ini dia lakukan karena Asih merasa paling lemah dalam hal mengatur keuangan pribadi tuturnya, lebih baik diberikan kepada orang tua untuk mengelolanya.

Sebagai salah satu pekerja perempuan, Asih juga ikut mendaftar dan menjadi bagian dari anggota serikat pekerja, bisa dibilang salah satu pekerja perempuan yang aktif dalam beberapa kegiatan terakhir, hobinya terhadap musik dan hiburan mengantarkannya menjadi salah satu MC dalam acara Family Gathering Perusahaan, acara RAKERNIK PUK SPAMK-FSPMI PT. NTRI dan acara Family day bagian QC beberapa minggu yang lalu.

Awalnya Asih berpikir apatis terhadap Serikat Pekerja, tetapi setelah beberapa bulan bergabung menjadi anggota, Asih mulai melihat dan merasakan langsung, kegiatan Serikat Pekerja di perusahaan ternyata banyak sekali nilai positifnya. Semua hal yang dijalankan tidak terlepas dari koridor yang telah dibangun bersama dengan melibatkan seluruh anggotanya. Serikat pekerja bisa menjadi salah satu wadah yang bisa menampung aspirasi anggotanya, untuk disampaikan kepada pihak perusahaan.

Fokus kegiatan Serikat Pekerja dinilai cukup seimbang dimana selain memperjuangkan Kesejahteraan, Jaminan Sosial, Pendidikan dan Perlindungan, juga selalu mengutamakan menjaga hubungan industrial yang baik dengan pihak perusahaan. Setiap kegiatan yang berhubungan dengan pekerja selalu melibatkan serikat pekerja dalam pengelolaannya. Disamping itu serikat pekerja juga aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan di lingkungannya.

Dari situlah Asih menyadari bahwa sebagai pekerja perempuan dan bagian dari masyarakat saat ini, diperlukan adanya partisipasi aktif untuk mengisi pembangunan, walaupun kontribusinya tidak seberapa, tetapi yakin bahwa bekerja sebaik-baiknya dan berkarya saat ini, akan menentukan hasil yang baik dimasa mendatang.

Sebagai pekerja perempuan yang saat ini masik berstatus pekerja kontrak, Asih mempunyai harapan bahwa kelak jika ditakdirkan, Allah memberikan jalan untuk menjadikannya sebagai pekerja tetap. Status pekerja tetap dirasa akan lebih bisa memberikan kentenangan, karena kepastian pekerjaan lebih terjamin, sehingga bisa merencanakan hal-hal lain untuk masa depanya. Dia percaya bahwa setiap orang mempunyai takdirnya masing-masing, hal terpenting saat ini yang perlu dilakukan adalah berusaha memberikan yang terbaik untuk perusahaan.

Memang dipahami bahwa kondisi mencari kepastian pekerjaan saat ini lebih sulit jika dibandingkan pada era 10-15 tahun kebelakang, faktor lulusan Sekolah dan perguruan tinggi yang tidak seimbang dengan ketersediaan lapangan kerja formal, menjadi salah satu faktor yang menyebabkan persaingan tenaga kerja sangat ketat.

Asih sangat menyadari akan hal ini, tetapi tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap berkarya. Terlepas dari persoalan diangkat atau tidak diangkat menjadi pekerja tetap, Asih percaya bahwa itu bagian dari takdirnya. Namun satu hal yang selalu diingat, bahwa kesempatan kerja saat ini adalah hal yang mungkin sedang diimpikan oleh jutaan calon pekerja perempuan lainnya diluar sana, manfaatkan waktu sekarang dengan sebaik-baiknya untuk bekerja dan berkarya, karena percaya bahwa usaha dan kerja keras tak akan pernah mengingkari hasil akhirnya. (walahar)

Pos terkait