Arti Kemerdekaan Bagi Warga Perumahan Coco Garden

Bogor, KPonline – Kompleks perumahan adalah sebuah area tempat tinggal layak huni bagi masyarakat. Terlebih-lebih mayoritas dari warga kompleks perumahan adalah kaum pekerja. Sehingga ada rasa senasib sepenanggungan yang dirasakan oleh warga kompleks perumahan.

Atas berbagai faktor, dan persamaan tujuan dan persepsi, maka warga kompleks perumahan Coco Garden melaksanakan perhelatan upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-73. Rasa nasionalisme yang tinggi ditunjukkan oleh setiap warga kompleks perumahan Coco Garden.

Bertindak sebagai komandan upacara Abdurohman dan Ketua RW 014 Wawan Kusnawan bertindak sebagai inspektur upacara warga Coco Garden Cluster Modesta hari ini melaksanakan upacara bendera peringatan 73 tahun Indonesia Merdeka.

Kegiatan ini di ikuti oleh seluruh elemen masyarakat seperti pelajar, buruh, pedagang, PNS, ibu ibu bahkan anak anak. Yang unik dari upacara bendera ini adalah, ada beberapa peserta yang menggunakan seragam sekolah padahal mereka adalah para pekerja/buruh.

Dengan menggunakan seragam SMA dalam sambutannya, Wawan Kusnawan sebagai inspektur upacara mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga yang sudah hadir dan dengan semangat mengikuti upacara bendera kali ini.

“Ini adalah upacara pertama yang dilakukan warga Modesta meskipun persiapannya di rasa kurang namun tidak mengurangi makna kemerdekaan itu sendiri. Saya berharap di tahun depan semua warga bisa lebih ikut terlibat secara aktif. Merdekaaa…!” pekik Wawan yang langsung disambut tepuk tangan meriah dari seluruh peserta upacara bendera.

Bicara tentang kemerdekaan, apakah di zaman sekarang ini kita sudah merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya?.Mungkin dari penjajahan secara politis kita sudah merdeka. Tapi jika kita mau jujur, di zaman mileneal sekarang, secara ekonomi taraf hidup masyarakat bisa di bilang kurang baik. Bahkan semakin memburuk.

Daya beli masyarakat menurun seiring naiknya harga-harga kebutuhan pokok. Harga BBM naik, tarif dasar listrik naik, harga gas naik, nilai tukar rupiah terpuruk. Apalagi ditambah dengan penyesuaian upah yang dibatasi aturan PP 78/2015. Program JKN-BPJS Kesehatan yang belum merata, ke pelosok-pelosok desa di wilayah Kabupaten Bogor yang cukup luas geografisnya.

Lapangan pekerjaan yang sulit dicari, diperparah dengan membanjirnya tenaga kerja asing yang tidak terampil, terutama dari China. Bahkan belum lama ini, di belakang perumahan Coco Garden, Klapanunggal, petugas dari berbagai instansi pemerintahan Kabupaten Bogor dan pihak aparat keamanan, menggrebek puluhan tenaga kerja asing dari China yang menjadi buruh kasar.

Jikalau harga-harga kebutuhan pokok mahal, jikalau sebagai rakyat kita masih susah, masihkah berarti kata merdeka bagi kita?

Jikalau pemerintah dengan tega “membunuh” buruh-buruhnya lewat PP 78/2015 dengan upah murah? Jikalau negara dengan tega mempersulit anak-anak negeri untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, tapi membuka pintu lebar-lebar bagi tenaga kerja asing, terus buat apa kita merdeka?

Penulis : Iwan Setiawan