Angka Perceraian Tinggi, Trend Baru Pasca Covid-19

Bekasi, KPonline – Masa Pandemi covid-19 yang sedang melanda dunia beberapa bulan terakhir ini memunculkan fenomena baru di Indonesia. Dari diskusi ringan beberapa orang di warung kopi di Bekasi, Rabu (12/8/2020) melihat fenomena yang cukup mengejutkan dalam pemberitaan media televisi belakangan ini. Pemberitaan itu berkaitan dengan olahraga dan perceraian.

Pasca Pandemi covid-19 para penjual sepeda kebanjiran pembeli, bahkan dari informasi yang kami terima omset penjualan sepeda tembus 200%, kata salah satu pedagang di Cikarang. Banyak orang mencari sepeda untuk sarana olah raga Gowes, bahkan ratusan group gowes lahir pasca Covid-19.

Namun yang membuat kita tercengang lagi adalah pemberitaan perceraian yang cukup tinggi, yang mana salah satu penyebab perceraian adalah covid-19. Dari data yang kami dapat bahwa seorang istri menggugat cerai suami lebih dominan lima kali lipat dalam kasus perceraian belakangan ini.

Menurut Abdul Chalim, SH, ketua LKBH ICMI Bekasi beberapa waktu yang lalu, hal tersebut tidak lepas dari persoalan yang bervariasi.

Dimulai dari yang sepele ataupun pelik di dalam rumah tangga ataupun dari luar, diantaranya :
1.Masalah ketidakcukupan ekonomi.
2.Perilaku/karakter masing-masing suami istri
3.Gaya hidup (wanita yang mapan bisa jadi pemicunya)
4. Percekcokan/pertengkaran yang tidak berkesudahan.
5. Perbedaan cara pandang dalam keluarga (latar belakang pendidikan)
6. Perselingkuhan (CLBK = Cinta Lama Belum Kelar).
7. Faktor tidak siapnya istri, tidak mau di-polygami dan faktor masalah lainnya.

Namun persoalan yang paling mendominasi adalah masalah ekonomi dan perselingkuhan di tengah jalan. Hal ini disebabkan mudah dan gampangnya perkembangan teknologi melalui medsos.

Tekhnologi sangatlah ampuh untuk membuat suami atau istri melakukan tindakan yang tidak terpuji, sehingga itu dijadikan salah satu pemicu perceraian.

Penulis : Yanto
foto : IG Dian Artha