Aktivitas Gowes, Antara Hobi, Olah Raga atau Latah

Bekasi, KPonline – Semenjak wabah Covid-19 melanda dunia termasuk Indonesia, yang mana berdampak terganggunya sistem perekonomian dunia. Dimana Indonesia sedang menerapkan banyak larangan-larangan agar dapat mencegah menyebarkan virus Corona seperti PSBB, New Normal dan lain sebagainya, bahkan PSBB diperpanjang sampai berkali-kali.

Kini wabah gowes muncul dimana-mana sehingga lonjakan omset penjualan sepeda hingga mencapai 200 %. Setiap waktu jalanan ramai dilalui rombongan gowes. Apalagi ketika akhir pekan ratusan bahkan ribuan orang beramai-ramai gowes ke tempat wisata, tempat keramaian lainnya bahkan kawasan industri pun tak luput dari jalur para penggiat olahraga gowes.

Bacaan Lainnya

Salah satu pedagang sepeda di pasar Cikarang saat ditanya koran perdjoeangan.com, Minggu (5/7/2020), mengatakan omset penjualannya naik drastis semenjak banyak orang mencari sepeda dari orang tua, anak muda, ibu-ibu semuanya mencari sepeda. Dari harga ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

“Bahkan banyak yang inden karena barang kosong, tapi mereka rela menunggu sampai barang datang,” tegasnya.

Namun menurut penulis ini adalah fenomena aneh, apakah ini hobi atau latah. Memang sepeda sudah ada sejak jaman kolonial Belanda dan dikenakan pajak juga seperti yang saat ini berhembus di beberapa media.

Pajak sepeda waktu itu dikenal dengan istilah ‘peneng’ bahkan dulu ada semacam razia seperti razia sepeda bermotor sekarang ini. Kalau di bodi sepeda belum di tempel peneng pasti disuruh untuk membayar atau beli peneng. (Yanto)

Pos terkait