23 Tahun FSPMI, Saatnya Anggota Melek Politik

Jakarta, KPonline – Tak terasa, usia Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) sudah memasuki 23 tahun. Usia yang matang untuk sebuah organisasi besar, ada garis perjuangan yang jelas dalam organisasi ini, yakni konsep, lobi, aksi. Dan sekarang, jalan politik menjadi satu kesatuan bagian dari perjuangan FSPMI ke depan.

Presiden Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Riden Hatam Aziz menegaskan hal tersebut beberapa waktu lalu bersama dengan konsolidasi ideologi Exco Partai Buruh DKI Jakarta (4/2). Riden yang sekarang juga duduk sebagai ketua Majelis Nasional Partai Buruh berpesan;

Bacaan Lainnya

“Mari kawan kawan kita bangun partai buruh sebagai mana kita membangun serikat pekerja, dengan hati, dengan Kemistri, hindari perselisihan.” ujar Riden dalam orasi politiknya.

“Tantangan di luar berat, tidak mudah bagi kita (buruh kelas pekerja) karena kita sedang meletakkan fondasi rumah besar (Partai Buruh).” lanjutnya.

“Berhasil tidak berhasilnya DKI Jakarta tergantung kawan kawan Exco DKI Jakarta hingga ke tingkat yang paling bawah.” ungkap Riden Hatam Aziz dihadapan peserta konsolidasi yang juga dihadiri pengurus PUK SPA FSPMI DKI Jakarta, dan juga pengurus PC SPA FSPMI DKI Jakarta.

“Dlm konteks memperjuangkan nasib pekerja (melalui serikat pekerja) kita ada aliansi, koalisi. Ijinkan saya mengatakan, bicara partai kita belum ada kemistri.
Luaskan hati, perbesar cakrawala, semuanya bersatu kita yang memulainya berjibaku berdarah darah, untuk masa depan penerus kita.” tegasnya.

Lalu Riden juga mengatakan, Indonesia menganut Demokrasi administrasi, bila ada satu saja wilayah yang tidak memenuhi syarat administrasi maka bisa dipastikan kita akan gagal semuanya.

Riden juga kembali mengingatkan pentingnya melek politik khususnya bagi anggota serikat pekerja, umumnya untuk seluruh elemen pendiri menyamakan frekuensi.

“Pendekatan logistik, realitas yang kita hadapi di lapangan. Tapi itu bukan cara cara kita.” Riden mengingatkan.

Senada dengan Presiden FSPMI, Presiden KSPI yang juga Presiden Partai Buruh, Said Iqbal tak bosan bosan mengingatkan pentingnya perjuangan melalui pejalan politik, bahwa Partai Buruh adalah jalan perjuangan kelas pekerja melawan pemodal yang terus menggurita merambah kekuasaan.

“Partai Buruh jalan tengah diantara partai agama dan partai nasionalis, ini rumah kita kelas pekerja.” jelasnya.

Ada nilai penting yang disampaikan Said Iqbal dalam pemaparannya;

“Saat upahmu dibayar murah, saat kamu di PHK Partai mana yang datang menolongmu?” tanya Iqbal kepada peserta yang hadir.

“Saat kawanmu dilaporkan, diperiksa dan ditahan, partai mana yang datang menolongmu?” tanyanya lagi.

“Kau harus jujur buat perjuanganmu sendiri, Partai Buruhlah yang pertama hadir dalam setiap perjuangan kelas pekerja.” Jelas Said Iqbal, menjawab pertanyaannya sendiri.

“Kawan kawan di Jakarta harus yakin mampu membesarkan Partai Buruh, karena Jakarta simbol perjuangan kaum buruh.” ungkap Iqbal lagi.

Iqbal juga berpesan agar pengurus PUK bisa mobilisasi anggota melalui PUK terkait pendaftaran anggota Partai Buruh. PUK juga harus berani memfasilitasi anggota sehubungan dengan atribut seperti bendera dan lain lainnya.

“Partai Buruh adalah partai politik alternatif, mari kita besarkan partai ini sebagai kendaraan politik kelas pekerja.” jelas Iqbal.

“Ini rumah kita (Partai Buruh), mari bergabung bersama membesarkan kendaraan politik untuk mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat dan pekerja Indonesia.” pungkas Presiden Partai Buruh, Said Iqbal.

(Jim).

Pos terkait