Jasmerah,Doni Ungkapkan Siapa Tokoh dan Bagaimana Sejarah Berdirinya FSPMI Jawa Timur

Jasmerah,Doni Ungkapkan Siapa Tokoh dan Bagaimana Sejarah Berdirinya FSPMI Jawa Timur

Sidoarjo, KPonline – FSPMI tiga daerah di Jawa Timur diantaranya Gresik, Surabaya dan Sidoarjo melaksanakan Peringatan HUT FSPMI ke 23 Tahun di Omah Perjuangan yang berada di Kawasan Industri Berbek , Sidoarjo pada hari ini Minggu 6 Februari 2022.

Seluruh pimpinan PC SPA dan KC dari ketiga daerah tersebut terlihat hadir diantaranya KC Sidoarjo Wahyu Budi K dan Narwoko,KC Gresik Ferry ,KC Surabaya yang diwakili Nuruddin Hidayat serta KC Jember Novi Cahyo,para Pimpinan Cabang SPA yang hadir diantaranya PC SPAI Sidoarjo Eko Sunarto,PC SPL Sidoarjo Heri Novianto,PC SPPJM Surabaya yang diwakili oleh Hadi S,PC SPAI Surabaya Supriyadi ,PC SPL Surabaya Ismael,sedangkan DPW diwakili oleh Doni Ariyanto di panggung dihadapan puluhan anggota yang memenuhi tempat yang telah disediakan oleh Panitia.

Bacaan Lainnya

Dipimpin oleh Doni Ariyanto , Agenda ini pun lebih fokus pada ” Jasmerah ” Jangan sekali kali melupakan sejarah, dirinya pun memperkenalkan siapa tokoh tokoh yang ada diatas panggung tersebut dimana diantaranya adalah FSPMI Jawa Timur Generasi I seperti Wahyu BK dan Heri Novianto yang berarti adalah tokoh yang menjadi pendiri FSPMI di Jawa Timur.

Bagaimana sejarah awal pergerakan FSPMI di Jawa Timur yang awalnya berhubungan erat dengan perjuangan buruh di Bekasi juga dijelaskan dengan rinci olehnya karena Doni adalah salah satu saksi dari berdirinya FSPMI di Jawa Timur yang diawali dengan adanya aksi di Hero Swalayan sekitar 10 tahun lalu dan bagaimana perjuangan Komite Aksi Jaminan Sosial (KAJS) yang kemudian melahirkan BPJS Kesehatan.

Tak lupa Doni juga menceritakan tentang tokoh Buruh Jatim yang telah wafat yakni Chamim Tohari dengan segala pengorbanan nya untuk kesejahteraan buruh khususnya di Jawa Timur.

Yang menarik dari apa yang disampaikan oleh Doni adalah pada waktu dulu anggota sangat militan dari urusan aksi, Solidaritas hingga pembayaran COS.

Menurutnya dulu pernah mengalami dimana ada pemikiran bahwa tidak ada masalah jika COS yang dipegang PUK habis asalkan untuk membiayai advokasi dan pergerakan lain,jika itu terjadi pun dengan mudah anggota mau patungan untuk mengisi anggaran organisasi.

Bahkan untuk pelaporan Anggaran , pernah didengar bendahara hanya mengatakan dua kata saja ” Anggaran Habis” .

Tentu saja penjelasan yang disampaikan oleh Doni tersebut membuat para anggota yang hadir menjadi memahami bagaimana profil asli dari FSPMI Jawa Timur dan membuat mereka (terutama anggota baru ) mengerti siapa para pimpinan yang ada dihadapan mereka.

(Khoirul Anam)