Tips Memilih Calon Pimpinan Buruh Masa Depan

Bekasi, KPonline – Beberapa hari ke depan akan berlangsung Kongres Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) dan Musyawarah Nasional Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Anggota (MUNAS PP SPA) yang dilaksanakan pada tanggal 22 – 23 Februari 2021 dan berlangsung secara Virtual.

Kongres dan MUNAS tahun ini digelar di tengah situasi pandemi Covid19, politik, ekonomi, sosial, dan hukum yang menimbulkan rasa prihatin bagi kita bersama. Termasuk sektor Elektronik Elektrik FSPMI di tanggal yang sama menggelar MUNAS.

Selain menilai pertanggungjawaban PP SPEE periode 2016 – 2021 dan menetapkan AD/ART juga menetapkan Ketua Umum (Ketum) PP SPEE periode 2021 – 2026. Dan salah satu calon Ketua umum nya adalah Haji Abdul Bais ( Ketua PC SPEE Bekasi dan Ketua PUK SPEE FSPMI PT. Indonesia Epson Industry).

Mengutip tulisan Prof Dr KH Didin Hafidhuddin di Republika online (12/02/2017) dia menyampaikan bahwa dalam Alquran surah Al Maidah ayat 55, Allah SWT mengungkapkan sedikitnya empat syarat seseorang layak dipilih sebagai pemimpin.

Pertama, beriman kepada Allah (Mukmin) dan beragama Islam (Muslim) yang baik. Seorang Muslim, sebagaimana disebutkan dalam surat Yusuf ayat 55 memiliki sifat “hafizhun” dan “alimun”. Hafizhun adalah seorang yang pandai menjaga. Yakni, seorang yang punya integritas, kepribadian yang kuat, amanah, jujur dan berakhlak mulia sehingga patut menjadi teladan bagi orang lain atau rakyat yang dipimpinnya.

Di samping itu seorang pemimpin yang mempunyai sifat Alimun yaitu memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk selalu berusaha sekuat tenaga untuk menyejahterakan rakyatnya, walaupun sumber daya alamnya terbatas.

Sebaliknya, pemimpin yang khianat apalagi tidak punya kemampuan dalam memimpin, hanya akan sibuk memperkaya diri sendiri dan keluarga serta kolega-koleganya, dan membiarkan rakyatnya tak berdaya.

Rasulullah SAW mengingatkan, “Sifat amanah akan menarik keberkahan, sedangkan sifat khianat akan mendorong kefakiran.” Sifat amanah tidak ditentukan oleh kecerdasan atau kepintaran semata. Tetapi sifat amanah merupakan cerminan ketakwaan kepada Allah SWT.

Kedua, untuk menjadi seorang pemimpin menurut Alquran ialah rajin menegakkan shalat. Sebab, shalat adalah barometer karakter dan akhlak manusia. Pemimpin yang baik dan layak dipilih adalah pemimpin yang menegakkan shalat. Shalat melahirkan sifat bertanggung jawab. Kesadaran keimanan/tauhid/transendental dibangun melalui shalat.

Ketiga, untuk menjadi seorang pemimpin harus gemar menunaikan zakat dan sedekah. Zakat itu bukan membersihkan harta yang kotor, melainkan membersihkan harta dari hak orang lain. Dengan demikian seorang pemimpin yang rajin berzakat dan berinfak, tidak akan korupsi. Dia yakin bahwa Allah sudah menjamin rezekinya, dan sesungguhnya rezeki yang halal lebih banyak daripada rezeki yang haram.

Keempat, pemimpin adalah seseorang yang suka berjamaah. Pengertian berjamaah dalam arti luas ialah suka bergaul dengan masyarakat, berusaha mengetahui keadaan rakyat dengan sebaik-baiknya dan mengupayakan solusi atas persoalan-persoalan yang dihadapi rakyat. Sifat suka berjamaah atau memperhatikan masyarakat minimal ditunjukkan dalam shalat fardhu berjamaah.

Rasulullah setiap selesai shalat fardhu berjamaah lalu duduk menghadap kepada jamaah. Hal itu mengisyaratkan bahwa imam (dalam hal ini pemimpin) wajib mengetahui jamaahnya dan memperhatikannya dengan penuh rasa tanggung jawab. Semangat berjamaah atau memperhatikan masyarakat inilah yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

Empat syarat di atas sudah terbiasa dilakukan oleh seorang Abdul Bais dalam memimpin PUK dan PC SPEE di Bekasi selama ini. Dan seyogyanya empat syarat tersebut menjadi kriteria bagi anggota SPEE FSPMI yang beragama Islam dalam memilih pemimpin atau Ketua Umum nya. (Ris)