Tetap Berjuang, Dia Masih Pelayan Buruh

Deli Serdang, KPonline – Saya datang lebih awal hari itu, kira-kira pukul 09:00 wib di kantor DPW FSPMI Provinsi Sumatera Utara.

Tak berselang lama, dia pun hadir tepat di pukul 09:35 wib, walaupun kegiatan kantor biasa di mulai pukul 10:00 wib tetapi kegiatan FSPMI dalam menjalankan roda menuju kesejahteraan Buruh tidak pernah tutup.

Bacaan Lainnya

Dia duduk di mejanya dan saya duduk tepat di hadapannya yang berjarak kurang lebih dua meter dengan maksud menemaninya berdiskusi bersama dua oramg teman yang lagi menunggu waktu untuk menjalankan tugas di luar kantor.

Pagi itu masih tanpa kopi dan senack ringan di meja, hingga kedua teman saya bergegas menjalankan rutinitas kerjanya di luar kantor, tetap sama, diskusi tanpa cemilan.

Tak terasa jam pun sudah menunjukan pukul 15:00 wib, “perut terasa lapar” ucapnya tak sengaja.

Sarapan pagi pun tidak, saya tahu pasti begitu.

Lihatlah uang di dompet tinggal sepuluh ribu rupiah, sambil menyodorkan ATM ke saya yang dia pun tak tahu ada tidaknya isi ATM tersebut.

“Cek buy, beli nasi, lapar ini” siap ketua, “Kalau ada, ambil saja semua, untuk peganganku mau sosialisasi sebentar lagi” oke.

Aku pun bergeges.

Ku start sepeda motorku, terdengar sura beliau teriak dari dalam ruangan “sekalian beli kerupuk, dan air mineral ya” siaaaaaaap ocehku.

Aku kembali dengan membawa apa yang di mintanya.

“Ada sisanya…,“ ada wa, dua ratus ribu.

“Mari sini hehehe”

Ini nah.. ucapku sambil berkata dipikiran hanya cukup isi bensin mobilnya, karena tempat sosialisasi yang akan didatangi jauh dari kantor.

“Ah, kau pun ikutan pakai kerupuk juga, uda tahu ngirit gini hehe,” candanya sambil melahap suapan nasi padang yang hanya bertemankan ikan sambel.

“Hahahahaha,” aku tertawa saja.

Setelah selesai melahap makanan, dia pun bergegas berangkat.

“Nah ron, beli makanmu,” memberi uang kembalian nasi kepada teman saya yang baru saja kembali dari tugas di luar kantor tadi.

“Udah biarin saja, jangan diatur mobilnya, kan cuma lima belas ribu,” ucapku becanda saat temanku tersebut ingin mengatur arah mobil besar itu saat dia hendak keluar dari parkiran kantor.

Ku lihat beliau tersenyum sembari membunyikan klakson mobil tanda keterburu-buruannya yang akan menemui warga yang ingin bertemu dengannya.

Sesederhana itulah sosoknya. Bahkan tak terlihat wajah lelah, suntuk karena tidak memiliki uang yang lebih, tetapi masih mau berbagi.

Dia terus berjuang untuk rakyat.

Dia sedang maju mencalonkan diri sebagai calon legislatif DPRD tingkat 2 Kabupaten Deli Serdang, Dapil 2 No urut 6 dari partai Gerindra.

Dia juga masih terus berjuang untuk buruh, tak pernah berhenti..

Sangat aktif memang, bayangkan saja, dari kondisi ekonominya yang terbilang masih kecil, tetapi tak pernah pesimis menjalankan segala tanggung jawabnya terhadap organisasi Serikat Buruh FSPMI.

Tidak sedikit hal-hal miring yang mengatakan bahwa dia hanya sibuk berkampanye saja, tanpa melihat dan bertanggung jawab terhadap buruh yang lagi dimiskinkan oleh pemerintah lewat kenaikan Upah tahun 2019.

Padahal jelas sampai hari ini dia bersama FSPMI masih terus berjuang mempertanggung jawabkan hal tersebut.

Bukan hanya hal tersebut, pencalonannya juga merupakan tanggung jawabnya kepada buruh. Karena hal tersebut juga bagian dari tugas organisasi “Buruh Go Politik” maju atas perintah organisasi, dengan tujuan mampu mempengaruhi kebijakan yang akan berpihak kepada buruh dan rakyat kecil nantinya.

Willy Agus Utomo. Namanya, tetap berjuang untuk buruh dari jalur manapun, apapun, dengan tujuan yang sama, yaitu menciptakan kemuliaan bagi kaum tertindas kaum buruh.

Jadi teringat kata-kata beliau: “Kita adalah pelayan buruh.”

Kata itu masih terus terlihat dari caranya menjalankan roda perjuangan yang sehari hari di jalaninya, sampai hari ini.

Dia masih berjuang.
Dia tetap berjuang.

Willy Agus Utomo masih pelayan buruh, masih tetap bertanggung jawab seperti dulu, sekarang, hingga nanti buruh menjadi mulia dan seterusnya.

Maju terus Ketua, semoga sehat selalu pejuang.

Pos terkait