Tak Mau Kecolongan Lagi, FSPMI Jepara Lakukan Survey Pasar

Jepara, KPonline – Sadar tidak mau kecolongan lagi, FSPMI Jepara melakukan survey pasar untuk mengetahui besarnya  nilai Kebutuhan Hidup Layak (KHL). Survey KHL dilakukan di empat pasar yang berada di wilayah Jepara, yaitu Pasar Kalinyamatan, Pasar Welahan, Pasar Mlonggo, Pasar Bangsri. Dengan dikoordinasi oleh Molazim, Survey KHL ini berlangsung, Minggu (05/08/2018).

Sementar kita tahu Kebutuhan Hidup Layak (KHL) adalah standar kebutuhan seorang pekerja/buruh lajang untuk dapat hidup layak secara fisik dalam 1 bulan. KHL juga menjadi dasar dalam penetapan Upah Minimum. Dengan berdasar hukumkan pada UU No. 13 tahun 2003, Permenaker No. 21 tahun 2016 Tentang KHL

Sedikitnya ada 60 item yang akan disurvey, mengacu pada Kemenaker No. 13 tahun 2012. Diantaranya harga makanan, minuman, sandang, peralatan perumahan, pendidikan, kesehatan, tranportasi, rekreasi dan tabungan.

Dari survey KHL yang berlangsung hari ini didapat informasi bahwa harga daging dan kain masih jadi yang tertinggi pada pasar di daerah Jepara. Dengan capaian Rp. 100.000,-/kg untuk daging dan Rp. 300.000,-/meter untuk kain.

Hartini, salah satu penjual perabotan rumah tangga di Pasar Mlonggo mengatakan bahwa mulai bulan ini perabotan alumunium di Pasar Mlonggo naik sebesar 15% dari harga normal. Presentase kenaikan harga yang sudah pasti akan menguras dompet buruh lebih dalam lagi.

Terkait agenda KHL, Yohanes mengatakan bahwa nilai kebutuhan hidup layak (KHL) seorang buruh, tidak sesuai dengan nilai yang telah ditetapkan oleh Gubernur dan Bupati Jawa Tengah selama ini.

Selain itu Yohanes juga menambahkan bahwa tujuan survei yang dilakukan, ialah guna dijadikan acuan dalam menetapkan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Jepara pada tahun 2019 mendatang.

Kawan – kawan yang melakukan survey hari ini berharap supaya Pemerintah Jepara Jawa Tengah dapat menentukan nilai UMK sesuai dengan kebutuhan yang real. Sesuai kebutuhan hidup layak (KHL) seorang pekerja buruh.

(Dedi A S)