Suara dari Banua

Jakarta, KPonline – Buruh di Kalimantan Selatan pun tak mau ketinggalan. Mereka juga melakukan pergerakan. Tanggal 12 Agustus yang lalu.

Adapun tuntutan utama yang mereka usung adalah, mendesak agar omnibus law dibatalkan.

Ini membuktikan, penolakan omnibus law tidak hanya dilakukan di Ibukota. Tetapi juga meluas di berbagai daerah. Kalimantan salah satunya.

Buruh di sana tergabung di dalam Aliansi Pekerja Buruh Banua. Disingkat Aliansi PBB. Bedanya, PBB yang ini tidak bermarkas di Geneva.

Saya penasaran dengan arti dari kata “banua” yang dijadikan nama dari aliansi mereka.

Hingga kemudian Wikipedia memberitahu, bahwa “banua” adalah sebutan untuk desa besar yang dapat terdiri dari beberapa buah anak kampung yang terdapat di Kalimantan Selatan, terutama dahulu digunakan pada masa Kesultanan Banjar dan masa kolonial Hindia Belanda.

Dalam setiap banua terdapat suatu sistem kemasyarakatan yang disebut Sasangga Banua. Banua lebih kurang setara dengan sebuah perkampungan besar. Banua juga sering diartikan sebagai “Negeri” (Distrik/Lalawangan/Watek, misalnya Banua Lima). Pada masa sekarang sering diartikan “Kabupaten”, misalnya Banua Enam berarti wilayah 6 (enam) Kabupaten.

Ketika saya tanyakan ke bung Yoen, dia menjawab singkat.

Banua = Daerah
Suara dari Banua
Suara dari Daerah

* * *

Tepat di hari ketika mereka melakukan aksi, pemimpin pergerakan di sana — bung Yoen — mengirimi saya foto-foto aksi yang mereka lakukan.

Buat saya, sebuah kehormatan ketika diberitahu adanya perlawanan. Langsung dari garis depan.

Beberapa wajah yang saya lihat dalam foto itu tidak asing bagi saya. Tahun lalu, saya sempat kunjungan ke Banjarmasin dan bertemu banyak kawan di sana.

Dalam aksi itu, mereka berhasil memaksa DPRD Provinsi Kalsel untuk membuat pernyataan. Ada empat hal yang tertulis di sana. Yang pertama dan utama, DPRD mendukung Aliansi PBB untuk menggagalkan omnibus law.

Dua yang lain adalah dukungan untuk mencabut peraturan mengenai kenaikan Kira. BPJS Kesehatan dan TAPERA.

Sedangkan yang terakhir adalah dukungan agar pekerja yang ter-PHK bisa terdaftar sebagai PBI. Menjadi peserta BPJS Kesehatan, tetapi iurannya dibayar oleh negara.

Capaian tertulis ini sangatlah penting bagi gerakan ke depan. Memang, hasilnya tidak bisa serta-merta dirasakan. Tetapi ia memancarkan energi positif, untuk terus bergerak ke depan.

Belajar dari pengalaman sehari-hari, pada akhirnya kaum buruh akan sadar, hanya kerja yang bisa mengubah dunia.

Karena itu, mereka tidak akan pernah berhenti dalam berjuang. Terus mengawal agar apa yang disampaikan para wakil rakyat tidak hanya indah di atas kertas.

Terus berjuang. Sampai menang…