Siapa Bilang Buruh Tidak Cinta Kebersihan?

Bogor, KPonline – Apa yang ada didalam pikiran kita, ketika sebuah aksi unjuk rasa atau ada pengerahan massa aksi dalam jumlah yang cukup besar? Yup, sampah. Sampah seakan menjadi momok yang menakutkan bagi seluruh lapisan masyarakat. Karena sampah adalah sesuatu hal yang tidak kita ingin lihat. Apalagi jika sampah tersebut ada disekitar kita.

Memungut sampah, bagi sebagian orang merupakan kegiatan yang cukup membuat malas bagi tubuh atau lengan untuk digerakkan. Menyapu dan membersihkan kotoran, sepertinya bukan suatu pekerjaan. Sebagian lagi akan menganggap hal itu sia-sia belaka. Tapi apa jadinya, jika sampah-sampah tersebut, sebagian adalah hasil dari kegiatan kita?

Ada sebuah pemandangan yang cukup menarik, ketika aksi mogok kerja dan aksi unjuk rasa buruh-buruh PT. Megasari Makmur selesai pada sore 18 November 2020. Sebagian besar peserta mogok kerja dan massa aksi, saling bahu membahu membersihkan sampah-sampah yang berserakan. Mayoritas sampah tersebut dalam bentuk bekas gelas plastik air minum dalam kemasan, yang semenjak pagi memang telah disediakan oleh pihak pengurus PUK SPAI-FSPMI PT. Megasari Makmur.

Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang peserta massa aksi, yang turut serta dalam “operasi semut” tersebut. “Memang sudah seharusnya sampah yang kita hasilkan, ya kita bersihkan sendiri. Mungkin besok dan lusa, akan disediakan tempat sampah atau trash bag ditempat-tempat tertentu. Agar nantinya, massa aksi bisa membuang sampah langsung ketempatnya,” jelas pria yang enggan menyebutkan namanya.

Kebersihan adalah tanggung jawab kita semua, apalagi kaum buruh sebagai bagian dari masyarakat, harus tetap menjaga kebersihan, dimana pun dan kapan pun. Buruh cinta kebersihan, karena kebersihan merupakan bagian dari nilai-nilai kemanusiaan.

(RDW/Foto : Gunawan)