Sejarah FSPMI Dan Pemutaran Film Pendek

Bogor, KPonline, – Pada era reformasi di Indonesia tahun 1998 telah membuahkan diratifikasinya Konvensi ILO No. 87 tentang kebebasan berserikat dan perlindungan hak untuk bernegosiasi dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 tahun 1998 berdampak tumbuh dan berkembangnya organisasi serikat pekerja / serikat buruh, satu diantaranya adalah Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI).

 

Bacaan Lainnya

Dalam pada itu diselenggarakan suatu Musyawarah Nasional Luar Biasa Serikat Pekerja Logam, Elektronika dan Mesin SPSI Reformasi tanggal 4–7 Pebruari 1999 di Garut-Jawa Barat, yang semangat dan idenya bermaksud mengkonsolidasi gerakan buruh reformis untuk memurnikan kembali gerakan buruh di Indonesia sesuai cita-cita dan ciri universal gerakan buruh yang demokratis, independen, bebas dan representatif, yang kemudian peristiwa ini merupakan tonggak sejarah terbentuknya organisasi Serikat Pekerja Metal Indonesia dan juga ditetapkan sebagai Kongres I.

 

 

Perkembangan lebih lanjut pada tanggal 29 Agustus – 1 September 2001 diselenggarakan Kongres II SPMI di Lembang–Bandung, yang dimaksudkan mengkonsolidasikan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi serta merespon secara kreatif tantangan dan hambatan multi dimensi yang dihadapi kini dan di masa depan yang antara lain menetapkan suatu kebijakan dan strategi organisasi, yaitu memperkuat peran dan fungsi sekretaris jendral dan serikat pekerja anggota.

 

Untuk itu organisasi SPMI yang lahir pada tanggal 6 Pebruari 1999 bersifat Unitaris berubah menjadi federatif sebagai gabungan dari 5 (lima) Serikat Pekerja yaitu Serikat Pekerja Elektronik-Elektrik (SPEE); Serikat Pekerja Logam (SPL); Serikat Pekerja Automotif, Mesin dan Komponen (SPAMK); Serikat Pekerja Dok dan Galangan Kapal (SPDG); serta Serikat Pekerja Dirgantara (SPD).

 

Dalam perkembangan lebih lanjut, saat ini FSPMI beranggotakan 6 serikat pekerja, yaitu: Serikat Pekerja Elektronik-Elektrik (SPEE FSPMI); Serikat Pekerja Logam (SPL FSPMI); Serikat Pekerja Automotif, Mesin dan Komponen (SPAMK FSPMI); Serikat Pekerja Perkapalan dan Jasa Maritim (SPPJM); Serikat Pekerja Aneka Industri (SPAI FSPMI) dan Serikar Pekerja Dirgantara dan Transportasi (SPDT FSPMI) dengan otoritas Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga masing-masing.

Ada hal yang cukup unik serta menarik dan mencuri perhatian seluruh peserta Jambore Pekerja Muda FSPMI yang kali pertama dilaksanakan ini. Pemaparan sejarah berdirinya FSPMI, latar belakang dan pemaparan situasi dan juga kondisi perburuhan pada saat itu, juga dilengkapi dengan dokumen-dokumen yang sangat jarang diketahui khalayak publik hingga saat ini. Dengan diksi-diksi yang cukup menghipnotis seluruh peserta Jambore Pekerja Muda, Kahar S Cahyono selaku tutor dan juga pemandu sesi materi ini, seakan-akan telah membawa para kaum pekerja muda yang berkumpul di Aula Villa Semak Daun, seperti diajak kembali menyusuri jejak-jejak langkah para pendiri FSPMI di masa lalu.

 

Diakhir sesi, Kahar S Cahyono yang juga merupakan Vice President FSPMI Bidang Infokom, Media Dan Propaganda, mengajak seluruh peserta Jambore Pekerja Muda FSPMI dan juga seluruh panitia acara, untuk menyaksikan sebuah film pendek, buah karya Media Perdjoeangan FSPMI. Film ini menampilkan potongan-potongan video yang cukup penting dan bersejarah, yaitu sejak Gerakan Grebek Pabrik, Aksi Mogok Nasional dan Daerah, Aksi Tutup Tol, Aksi 30 Oktober 2015, beberapa potongan video terjadinya bentrokan buruh-buruh dengan pihak aparat, dan aksi-aksi buruh lainnya, yang kesemuanya dilakukan oleh kawan-kawan buruh, khususnya buruh-buruh yang bernaung dibawah bendera FSPMI. (RDW)

 

 

Pos terkait