Pertarungan Fadli Zon Vs Lambe Turah dan Ananda Sukarlan. Terkait Muslim Cyber Army?

Wakil Ketua DPR dari Partai Gerindra, Fadli Zon

Jakarta, KPonline – Akhirnya Fadli Zon melaporkan akun twitter atas nama @AnandaSukarlan dan akun @lambe_turah, serta beberapa akun lain ke Bareskrim Polri, Jumat(2/3/2018). Fadli menduga, akun-akun tersebut menyebarkan berita hoaks, karena telah menyatakan bahwa dirinya mengenal dan sempat makan bersama dengan orang yang menjadi petinggi kelompok Muslim Cyber Army (MCA).

“Yang dilaporkan di situ antara lain, termasuk yang saya kenal, ada Ananda Sukarlan, kemudian ada akun namanya lambe turah, kemudian yang ada lagi akun yang pertama membuat itu saya enggak hafal. Ada beberapa lah, tiga atau empat,” kata Fadli di Bareskrim Polri, dilansir dari Tirto.id (2/3/2018).

Fadli Berharap Polisi Tak Abaikan Laporannya

Fadli Zon, saat foto bersama pimpinan buruh. Kamis (19/10/2017).

Fadli Zon berharap polisi mengusut dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh akun-akun tersebut. Dia menegaskan polisi seharusnya tidak mengabaikan laporannya.

“Jangan sampai kemudian nanti akan ada tebang pilih gitu. Jadi orang-orang yang akan saya laporkan ini termasuk akun-akunnya harus segera diperiksa, sama seperti yang lain-lain,” katanya.

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Polisi menangkap beberapa orang karena diduga perupakan pentolan Muslim Cyber Army, sindikat yang diduga menyebar hoaks dan ujaran kebencian.

Lambe Turah Berikan Klarifikasi

Menanggapi hal itu, akun Facebook Mak Lambe Turah langsung memberikan klarifikasi.

Akun tersebut menganggap apabila Fadli Zon salah alamat. Ia mengaku tak pernah mengunggah foto Eko Hadi. Menurutnyam Foto yang ia unggah saat bersama Fadli Zon dari dalam mobil ia sebut sebagai Roy Janir, yang merupakan admin Muslim Cyber Army (MCA).

MCA sendiri diidentikkan dekat dengan kalangan Islam, dan diduga memiliki andil dalam memenangkan pasangan Anies – Sandi dalam Pilkada DKI Jakarta yang lalu. Kelompok ini diduga juga memiliki kedekatan dengan Prabowo Subianto, penantang paling kuat Joko Widodo dalam Pilpres 2019 nanti.

Namun demikian, beberapa pihak menampik jika MCA terlembaga dan ada pimpinannya. MCA adalah kesadaran individu yang bertujuan untuk melawan balik pihak-pihak yang mendeskreditkan Islam di media sosial. Karena itu, ada dugaan, penangkapan orang-orang yang dituduh pimpinan MCA sebenarnya adalah untuk mendelegitimasi kesadaran dakwah melalui internet yang mulai menguat. Mereka khawatir, jika fenomena ini terus berlanjut, akan merugikan calon tertentu dalam Pilkada 2018 maupun Pilres 2019 nanti.

Pertanyaannya kemudian, apakah laporan Fadli Zon terkait dengan Muslim Cyber Army? Semoga saja benar. Sehingga akan membuka ruang untuk menjelaskan, siapa sebenarnya mereka yang dituduh MCA.

Bachtiar Nasir: MCA yang Ditangkap Bukanlah MCA yang Sebenarnya

Bachtiar Nasir, saat menjadi pembicara dalam Rakernas FSPMI pada Februari 2018.

Salah satu yang menyangkal bahwa MCA ang ditangkap polisi bukanlah dari MCA yang sebenarnya adalah Sekretaris Jenderal Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Bachtiar Nasir.

”Tentang hoaks, tadi saya baca di satu media bahwa penyebar hoaks atas nama MCA bukanlah dari MCA,” kata dia, dilansir dari Republika.co.id (5/3/2018).

Bachtiar menjelaskan, sesungguhnya tidak ada ketua-ketuaan atau organisasi-organisasian MCA. MCA bisa semua umat Islam seperti ibu-ibu di rumah. Dia menilai, ibu-ibu bisa lebih galak menyampaikan pendapatnya daripada anak muda karena mengetik dengan perasaan.

Menurut Bachtiar, tidak pernah ada yang menamakan diri MCA dan itu hoaks. Dia menduga, dari kejadian ini, ada yang ingin memecah belah. Bachtiar mengimbau, pada tahun politik ini umat Islam harus menjauhi hoaks.