Pengalaman Istimewa Mengikuti Pendidikan Media Perdjoeangan

Oleh: Sukardi

Jakarta, KPonline – Pagi itu berat rasanya aku membuka mata. Karena semalam baru pulang shift dua, menyelesaikan tugas persiapan stock opname. Ya, setiap akhir bulan di perusahaan tempatku bekerja memang selalu di adakan stock opname.

Sebenarnya di hari Sabtu, 1 April 2017 itu, aku harus kerja lembur mendampingi auditor. Tetapi ‘Pendidikan Media Perdjoeangan’ kuanggap lebih penting. Karena itulah, tugas pendampingan auditor aku serahkan kepada rekan kerja yang lain.

Begitulah, akhirnya selama 2 hari aku mengikuti ‘Pendidikan Media Perdjoeangan’ yang diselenggarakan PUK SPAMK FSPMI PT Musashi, tepatnya tanggal 1 – 2 April 2017 bertempat di Training Center FSPMI Cisarua, Bogor. Aku merasa sangat beruntung menjadi salah satu pesertanya. Tidak semua orang memiliki kesempatan bisa mengikuti Pendidikan seperti ini.

Jam 06.35 WIB aku tiba di perusahaan. Belum banyak peserta pendidikan yang datang. Aku menunggu di pos security sambil menikmati segelas kopi dan beberapa batang rokok.

Sesuai rundown acara, seharusnya peserta berangkat jam 07.00 WIB menuju tempat acara. Tapi sampai saat itu belum juga diberangkatkan karena menunggu salah seorang peserta yang datang terlambat. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya yang ditunggu datang juga. Sekitar jam 07.30 WIB kami berangkat ke Cisarua.

Sekitar jam 11.00 WIB aku bersama peserta yang lain tiba di lokasi. Setelah merapikan perlengkapan dan melepas lelah karena perjalanannya cukup jauh serta macet, acara dibuka dengan sambutan dari Ketua Team Media PUK SPAMK FSPMI PT Musashi Edi Purnomo dan Pengurus Bidang Pendidikan PUK SPAMK FSPMI PT Musashi Bowo Ariyanto.

Hari pertama materi yang di berikan adalah fotografi dan videografi. Sesi ini diisi dengan teori dan praktek. Materi di sampaikan langsung oleh Ketua Team Media Perdjoeangan Nasional, Iwan Budi Santoso. Pria yang identik dengan jaket ijonya tersebut mengatakan “Sadar atau tidak, diakui atau tidak, media dalam hal ini tulisan, foto, video bahkan media sosial punya peranan penting dalam organisasi sebagai ujung tombak kecepatan informasi.”

Sesi kedua yaitu presentasi dan koreksi hasil praktek Fotograpy dan Videograpy. Ada beberapa koreksi dan masukan yang disampaikan oleh tutor, sebagai tahap awal hasilnya lumayan tinggal dikembangkan dan terus belajar.

Pada keesokan hari, yaitu hari ke 2, dilanjutkan dengan Pelatihan Menulis dengan pemateri Vice Presiden DPP FSPMI, Kahar S Cahyono. Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Departemen Infokom dan Media Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) ini menjelaskan panjang lebar mengenai tata cara membuat tulisan yang baik dan benar. Beliau juga menjelaskan pentingnya peranan tulisan di media sosial. Menjadikan kata sebagai senjata. Ungkapan itu melekat pada seorang Subcomandante Marcos, yang menjadi misteri karena sampai saat ini tidak ada yang tahu siapa dia sebenarnya, bahkan dunia di buat tercengang karena tulisan-tulisannya dalam melakukan perlawanan.

Acara pendidikan diakhiri dengan diskusi seluruh materi dan penutupan.

“Dua hari bukanlah waktu yang cukup, tapi paling tidak kita punya kemauan untuk belajar dan terus mengembangkan diri serta berbagi kebaikan kepada yang lain.” Begitulah pesan dari Bung Iwan Budi Santoso yang terus kuingat. Mengikuti Pendidikan Dasar Media menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi ku. Aku pun berjanji akan terus belajar dan terus berusaha untuk memberikan apa yang sudah ku dapat dalam pendidikan ini untuk Organisasi.

Terima kasih FSPMI.

Tentang penulis: Sukardi adalah salah satu peserta Pendidikan Dasar Media yang di adakan PUK SPAMK FSPMI PT Musashi, 1 – 2 April 2017 di Training Center FSPMI, Cisarua, Bogor