Bekasi, KPonline – Konsulat Cabang FSPMI kabupaten/kota Bekasi mengundang perwakilan Pimpinan Cabang (PC) dari semua Sektor diantaranya PC Logam (PC SPL), Pimpinan Cabang Serikat Pekerja Automotif Mesin Komponen (PC SPAMK), Pimpinan Cabang Elektronik Elektrik (PC SPEE), dan Pimpinan Cabang Aneka Industri (PC AI).
Semua sektor berkumpul layaknya membangun sebuah strategi untuk melakukan aksi unjuk rasa beser-besaran. Namun kali ini mereka melakukan agenda pembentukan tim Satgas Coved-19 secara internal.
Amier Mahfouz selaku Pengurus KC FSPMI Bekasi memaparkan kejadian beberapa minggu kebelakang tentang ganasnya Virus Covid-19, hingga dalam waktu singkat bisa merenggut nyawa. Bahkan berdasarkan informasi yang didapat, beberapa anggota FSPMI dan juga beberapa aktifis buruh di Bekasi juga meninggal.
“Kita adalah garda terdepan keluarga, dan pada umumnya keluarga besar FSPMI untuk membantu apabila ada anggota FSPMI terjangkit virus Corona (Covid-19) hingga kekalangan masyarakat. Untuk saat ini, informasi dan pemahaman yang tepat untuk pertolongan pertama yang diperlukan bila anggota di Pimpinan Unit Kerja (PUK) ada yang terkena wabah ini,” ucap Amier Mahfouz kepada Media Perdjoeangan, Sabtu (16/07/2021).
Dalam kesempatan yang sama hadir juga Supriyadi sebagai Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Jamkeswatch kabupaten Bekasi. Dia menyampaikan beberapa pengalamannya di lapangan saat menangani anggota FSPMI, dan juga masyarakat yang terpapar virus Covid 19.
“Pada intinya adalah apabila ada anggota FSPMI atau masyarakat yang terpapar hingga melakukan isoman (isolasi mandiri) kita harus saling membantu materiil maupun moril, yang paling prioritas adalah untuk tidak panik menghadapinya. Karena kepanikan yang disertai merupakan bagian dari separuh penyakit. Ketenangan adalah bagian dari separuh obat serta kesabaran adalah permulaan kesembuhan,” tandas pria berkaca mata itu.
Menurutnya, semua berharap, kedepannya sudah tidak ada lagi anggota FSPMI yang meninggal karena lambannya penangan pada pertolongan pertama
“Saat ini semua Rumah Sakit penuh sama orang-orang terpapar virus C-19, lantas bagaimana peran pemerintah dalam hal ini? Sarana, dan Prasarana (Sarpras) yang kurang mempuni untuk menampung pasien di setiap RS hingga nyawa jadi taruhannya. Gerakan kita di sini paling tidak bisa memberikan edukasi ke masyarakat biar bisa meminimalisir kepanikan, dan keresahan saat gejala itu menyerang dirinya sendiri,” tutup Supri sambil membetulkan posisi kaca matanya.
Penulis: Endon
Editor: Jhole
Foto: Parman