Partai Buruh, Partai Kelas Pekerja dan Memori Historis Kelas Pekerja

Maluku Utara, KPonline – Lahirnya reformasi 1998 bukanlah belas kasihan para borjuis – oligarki – militer. Tidak hanya pemberian secara gratis! Tapi lahir dari proses panjang perjuangan kaum muda – rakyat – kelas pekerja. Penjatuhan kediktatoran Soeharto adalah sebuah seni tertinggi yang disebut sebagai revolusi kelas pekerja.

Hari-hari itu keadaan begitu genting! Banyak yang harus mendekam dalam penjara, ada yang terluka, penculikan dimana-mana, tapi tak sedikit pun para penguasa otoriter Soeharto bisa menghentikan gelombang massa rakyat.

Bacaan Lainnya

Hingga suatu hari, malam begitu mencekam suasana semakin seram. Teriakan – teriakan reformasi menggema dipenjuru negeri. 21 Mei 1998 kaum muda – rakyat – kelas pekerja berhasil merobohkan istana Soeharto yang dilindungi oleh senjata, tank dan bom.

Bahagia, sedih, bercampur dengan semangat reformasi. Harapan perubahan menuju negara Sejahtera, demokratis dan berkeadilan terlihat di depan mata. Eforia kemenangan terus menggelora disaentero Nusantara. Ya orang-orang menyebut namanya Reformasi : ” Ia Reformasi yang lahir dari proses berdarah-darah, ribuan manusia berkorban nyawa, dan lain – lain. Jadi reformasi bukanlah kebaikan para penguasa jahanam. Tapi lahir dari rahim gerakan kaum muda-rakyat-kelas pekerja”, Pungkasnya

Demokrasi menjadi kesepakatan secara bersama dalam bernegara Negara Republik Indonesia. Tapi sayang sungguh sayang perlahan-lahan mulai sirna. Demokrasi memberikan hak bagi siapapun untuk berkompetisi terkhusus dalam hal politik. Ruang demokrasi telah direbut: Soeharto boleh tumbang, namun mesin politik Orde baru masih berdiri kokoh. Kaum muda – rakyat – kelas pekerja tidak berhasil memegang kendali puncak kekuasaan. Kekuasaan dibajak oleh reformis gadungan – militer serta mesin politik Orde Baru. Elit politik Orde Baru dan Jenderal Tentara Orde Baru mereka berdiaspora membangun kekuatan politik mereka. Dari Golkar menjalar menjadi partai-partai politik oligarki hari ini.

Perubahan kearah sejahtera, demokratis dan berkeadilan hanya menjadi slogan-slogan busuk dari mulut para penguasa. Demikianlah Soeharto boleh tumbang namun sistem ekonomi politiknya masih sama!

Puluhan tahun sudah kita berreformasi! Keadaan tak pernah berubah. Seluruh keputusan-keputusan politik jutsru lebih banyak menguntungkan para penguasa-pengusaha, sedangkan rakyat? menjadi budak di negaranya sendiri di Republik Indonesia tercinta ini.

Berbagai problem terus menggelinding ; perampasan tanah rakyat, upah murah, pengangguran, kemiskinan, deforestasi, krisis ekologi, krisis ekosistem, pendidikan mahal, kesehatan mahal, krisis pangan, dan sebagainya. 1% orang terkaya di Indonesia hidup berkelimpahan kekayaaan, 99% rakyat makan pun susah.

Ya! mesin politik Orde Baru bermetamorfosis menjadi Oligarki. Mereka menguasai setiap sudut dan sendi reformasi. Membangun gurita oligarki dari nasional hingga daerah. Siapapun yang mau terlibat dalam kekuasaan harus melalui restu mereka. Itulah kenapa seluruh keputusan politik tidak pernah sedikitpun berpihak pada kaum 99% (Kelas Pekerja.)

Lalu apakah kita akan terus acuh tau terhadap politik? Mengapa nasib kita harus dititipkan kepada mereka, jika mereka hanya menghisap dan menindas? Tidak! kita harus membangun kekuatan politik kelas pekerja agar mendayung menuju pulau harapan negara Sejahtera bisa diwujudkan.

Berbagai upaya telah kita lalui untuk membangun kekuatan politik kelas pekerja! Namun jalan terjal harus dilewati, jatuh bangun memang! Tapi pantang mundur sebelum menang!

Kini telah lahir sebuah kekuatan politik kelas pekerja. Kelas pekerja menyebutnya Partai Buruh. Ingat Partai Buruh! Jika ada yang bertanya siapa kita Partai Buruh. Partai Buruh – Kelas Pekerja – Partai Buruh – Negara Sejahtera – Partai Buruh – Menang – Menang – Menang

Partai Buruh tidak muncul secara tiba-tiba. Tapi merupakan proses akumulasi dari seluruh perjuangan kelas pekerja dunia maupun Indonesia. Ia merupakan memori historis kelas pekerja. Ia telah ada di hati para pejuang kelas pekerja seperti Cokro Minoto, Semaun, Tan Malaka, dan berbagai rakyat kelas pekerja.

Presiden Partai Buruh Ir. H. Said Iqbal, M.E dan Sekretaris Jenderal Partai Buruh H. Ferri Nuzarli, S.E., S.H

12 Agustus 2022 adalah momentum dimana perlawanan terhadap kolonialisme gencar berapi-api di seluruh penjuru. Dengan sikap bersama Indonesia Merdeka! Inilah masa-masa paling menentukan! 12 Agustus 2022 akan menjadi memori historis kelas pekerja Indonesia. Partai Buruh akan mendaftarkan diri sebagai partai peserta Pemilu di Tahun 2024. Dengan sikap bersama partai buruh adalah rumah bagi seluruh rakyat kelas pekerja Indonesia untuk mewujudkan negara sejahtera!

Ingat Partai Buruh. Siapa kita? Partai Buruh – Klas Pekerja – Partai Buruh – Negara Sejahtera – Partai Buruh – Menang – menang – menang, We Are The Working Class akan mewujudkan Negara Sejahtera. Tunduk hormat bagi Presiden Partai Buruh dan seluruh Exco Nasional, Ketua Exco Maluku Utara dan Sekretaris Exco Maluku Utara serta seluruh Exco Provinsi, Kabupaten, Kecamatan, dan seluruh Kader Partai Buruh. Kehormatan tertinggi diberikan kepada kelas pekerja Indonesia, Mari bergabung bersama partai buruh!

Oleh: Ali Akbar Muhammad (Wasek I Partai Buruh Exco Propinsi Maluku Utara)

#PartaiBuruh
#KelasPekerja
#NegaraSejahtera
#Menang

Pos terkait