Menggugat Pernyataan Dilan

Jakarta, KPonline – Dilan, ini aku. Bukan Milea. Panggil saja aku, teh Ari. Ingat ya, “teteh”. Karena aku lebih tua dari kamu.

Boleh saja kamu sukses membuat jutaan remaja menjadi baper dengan segala kalimat yang kau ucapkan. Terkesan dengan julukan ‘Panglima Tempur’ yang membuatmu terlihat lebih jantan. Tetapi aku tidak.

Tidak seperti yang kamu katakan, bahwa rindu itu berat. Bukan. Sama sekali bukan. Bahkan dalam kerinduan, kita masih bisa merasakan getar asmara. Satu sensasi yang menghadirkan rasa bahagia.

Jika demikian, apa yang berat? Tanyakan pada kaum buruh. Niscaya kalian akan mendapat jawaban, bahwa yang berat itu berserikat.

sok-sokan dan lebay jika mengatakan bahwa yang berat itu rindu.

Bukan rindu yang berat, tetapi berserikat

Film Dilan berawal dari sebuah novel. Bukti kekuatan kata-kata.

Berserikat itu berat, Dilan. Sebab ancamannya bisa dipecat. Kehilangan pekerjaan, bahkan ada yang dikriminalisasi dan berujung di balik terali besi.

Berserikat itu berat. Sebab dalam diri mereka memiliki janji untuk membela, melindungi, dan memperjuangkan hak para pekerja dan keluarganya. Kata-kata membela, melindungi, dan memperjuangkan adalah kata kerja. Dibutuh perjuangan ekstra. Bukan slogan belaka.

Masih mau bilang rindu itu berat? Yaelah, pikir-pikir lagi. Kelak kalau kamu lulus SMA dan memasuki dunia kerja baru tahu rasa. Bahwa hidup tak cukup hanya dengan mengucap kata rindu. Bahwa cinta tak akan serta-merta membuat si Milea, kekasihmu itu menjadi kenyang hanya karena kata-kata.

Jutaan anak bisa bersekolah karena bapak-ibunya bekerja. Mereka mendapatkan upah. Pada titik itulah, serikat berjuang agar upah buruh menjadi layak.

Jika kamu sakit, setidaknya saat ini ada jaminan sosial. BPJS Kesehatan berlaku untuk seluruh rakyat. Ini tidak akan kamu rasakan yang hidup di tahun 90-an, tetapi kamu harus tahu, bahwa reformasi jaminan sosial salah satunya adalah hasil perjuangan serikat buruh.

Jadi, Dilanku, meskipun kamu sukses membuat anak muda di seantero negeri terserang demam, aku tak peduli. Aku tetap saja akan menggugat kalimatmu.

Berserikat itu berat, Dilan. Jadi jangan biarkan mereka sendirian. Bukankah jika dikerjakan bersama-sama, yang berat akan terasa ringan?