Melihat Dari Dekat Target Teroris: Marina Bay Sands

Batam, KPonline – Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri, ada Jumat (5/7) melakukan penggerebekan dan penangkapan terhadap terduga Teroris di sejumlah tempat di Kota Batam. Dugaan sementara, mereka berasal dari kelompok Katibah Gigih Rohmat (KGR). Kelompok ini terkait dengan jaringan pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Surakarta dan Bahrun Naim.

Terduga teroris yang ditangkap di Perumahan Mediterania Blok FF No.9 Batam Centre ini di duga hendak meluncurkan roket dari Batam ke Singapura. Targetnya adalah Marina Bay Singapura yang menjadi pusat  perjudian atau casino.

Media  The Straits Times menulis bahwa Batam adalah “hub” atau tempat  berkumpulnya  para teroris Indonesia yang ingin bergabung dalam  pertempuran di Suriah. Sel Gigih ini bertindak sebagai “konektor”, membantu mereka untuk melakukan perjalanan secara ilegal melalui Malaysia dan Singapura. Singapura sedang ditargetkan karena dianggap “bagian dari koalisi global melawan ISIS, bahkan jika Pemerintah Singapura tidak mengirim orang untuk langsung bertarung di Suriah”. Demikian media Singapura ini  menuliskan

Seperti di ketahui, target para Teroris Marina Bay Sands ini adalah salah satu resort terpadu yang dibangun dengan gaya arsitektur modern yang terintegrasi fasilitas dalam satu bangunan. Dibangun dengan biaya 5,7 miliar dolar, Marina Bay Sands diklaim sebagai tempat paling unik di dunia. Marina Bay Sands adalah konsep kasino, resort, hotel, dan convention center.

Kasino di Marina Bay Sands memiliki bangunan empat lantai di lahan seluas 15.000 meter persegi. Di sini ada 600 meja permainan dan 1.500 mesin judi. Permainan yang ditawarkan antara lain roulette, blackjack, baccarat dan sicbo, juga mesin judi yang menampilkan permainan terbaru seperti poker video dan rolet elektronik.

Marina Bay malarang warga Singapura ataupun warga asing dengan status pemukim tetap masuk ke kasino. Kecuali mereka membayar USD 100 per hari sebagai jaminan. Aturan serupa juga berlaku di kasino area parkir Pulau Sentosa. Sebaliknya, kalau untuk warga asing, silakan berjudi kapan saja. Meskipun  warga Singapura sebetulnya doyan judi. Data H2 Gambling capital menunjukkan penduduk negara kota itu mengalami kekalahan di meja judi tertinggi kedua sejagat, setelah Australia. Rata-rata penduduk dewasa Singapura mengalami kekalahan judi senilai SGD 1.189 .

Singapura, selain menawarkan keglamouran, casino dan tempat belanja, ternyata juga menggiurkan bagi pecinta tebak-tebakan Toto alias Sijie. Ada ribuan dolar Singapura uang warga Batam dan mungkin daerah lainnya di Indonesia yang  masuk ke kantong Pemerintah Singapura melalui judi ini. Menjadi devisa mereka. Menjadi kaya mereka. Untuk kemudian memakai uang itu, untuk membeli saham perusahaan-perusahaan kita. Indosat dan Telkomsel, adalah salah satu perusahaan besar Indonesia yang sahamnya sebagian dimiliki Singapura.

Pada akhirnya, uang Rakyat indonesia juga yang berputar di sana. Rakyat Singapura kian sejahtera, sementara kita kian dibuat miskin oleh mimpi-mimpi yang entah kapan menjadi kenyataan. Di meja-meja judi di kasino Singapura, di Marina Bay Sands atau Kasino Sentosa misalnya, jika kita sempat ke sana pasti akan terheran-heran melihat sebagian besar orang Indonesia yang memadati meja taruhan.

Lalu di mana orang Singapuranya? Jika melihat fenomena itu, sepertinya orang dari Indonesia kaya raya, sehingga rela menghabiskan uang di meja judi. (*)