Massa Aksi Buruh Bogor Demo Dinkes Kabupaten Bogor

Bogor, KPonline – Sekitar pukul 10:40 WIB, massa aksi yang berasal dari wilayah Cileungsi, Wanaherang, dan Gunung Putri tiba di kawasan kompleks Pemerintahan Kabupaten Bogor. Mereka bergabung bersama massa aksi yang sejak pagi sudah terlebih dahulu tiba.

Massa aksi yang berjumlah kurang lebih 3000 orang tersebut, tiba-tiba menghentikan laju kendaraan mereka tepat di seberang Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.

Bacaan Lainnya

Beberapa minggu yang lalu, Jamkeswatch Bogor bersama buruh-buruh Bogor yang lain melakukan aksi didepan Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. Pada kesempatan ini, di sela-sela perjalanan menuju Kantor Bupati dan Kantor DPRD Bogor, buruh Bogor menyempatkan diri merapat ke Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.

Baca juga: Evaluasi Pelayanan JKN, Jamkeswatch Bogor Lakukan Audiensi Dengan Pemkab Bogor, Dinkes dan BPJS Kesehatan

Hal ini dilakukan untuk mempertanyakan hasil dan perkembangan dari audensi yang dilakukan beberapa minggu sebelumnya.

Anwar Sanusi salah seorang staff Konsulat Cabang FSPMI Bogor, dalam orasinya mengatakan bahwa, banyak sekali kasus-kasus di rumah sakit yang sampai saat ini tak kunjung selesai.

“Banyak pasien yang ditolak oleh pihak rumah sakit dengan berbagai alasan, ambulance gratis yang sampai saat ini belum juga ada realisasinya.

Anwar Sanusi juga menyoroti situasi dan kondisi Indonesia yang baru saja tertimpa musibah besar bencana alam. Seperti yang terjadi di Palu, Sigi, Donggala dan sekitarnya. Tetapi disisi lain, pihak pemerintah malah menghamburkan uang negara untuk pelaksanaan sidang IMF dan World Bank yang akan diselenggarakan di Bali sebentar lagi.

Baca juga: Protes Ambulans Pasien BPJS Diharuskan Membayar, Buruh Bogor Akan Geruduk Dinas Kesehatan

“Hampir 1 trilyun rupiah biaya yang akan dihabiskan untuk pelaksanaan sidang tersebut, tetapi nasib saudara-saudara kita yang sedang tertimpa bencana alam masih harus teriak dengan kondisi saat ini,” ungkap mantan buruh dari PUK SPAMK-FSPMI PT. GSS Indonesia ini.

Anwar berharap semoga di tahun 2018 ini, semua permasalah perburuhan yang ada di Bogor dapat terselesaikan dengan baik dimeja perundingan dan mendapatkan hasil yang maksimal untuk buruh Bogor.

“Jangan sampai sejarah kemenangan kaum buruh Bogor pada 2012 yang lalu terulang kembali. Bogor Raya lumpuh total dipenuhi oleh buruh-buruh yang saat itu turun kejalan. Buruh turun ke jalan bukan karena kemauan mereka, akan tetapi dengan terpaksa mereka turun kejalan, demi nasib kaum buruh. Karena kalau bukan buruh sendiri yang memperjuangkan nasibnya, siapa lagi yang akan peduli terhadap nasib kaum buruh,” tegas Anwar.

Baca juga: Terjadi Lagi, Pasien BPJS Kesehatan Harus Menanggung Biaya Ambulance

Setelah audiensi, akhirnya dari perwakilan Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor mengeluarkan pernyataan, bahwa pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor meminta waktu untuk menyampaikan permintaan kawan-kawan buruh Bogor kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor yang tidak sedang ditempat.

Sedangkan perwakilan dari FSKEP-KSPI yang naik ke atas mokom milik FSPMI Bogor. Dia mengutarakan keluh kesah masyarakat Kecamatan Cileungsi, dimana satu-satunya ambulance yang dimiliki oleh Puskesmas Kecamatan Cileungsi dikunci menggunakan gembok.

“Hal ini sungguh miris, karena ambulance tersebut dibeli dengan menggunakan uang rakyat. Akan tetapi, ketika masyarakat mau menggunakan fasilitas bersama tersebut, dalam keadaan terkunci dengan gembok,” ungkap Dede Borin salah seorang buruh FSKEP-KSPI.

Pos terkait