Macet dan Buruh yang Sedang Perbaiki Jalan Menuju Kesejahteraan

Macet dan Buruh yang Sedang Perbaiki Jalan Menuju Kesejahteraan

Medan, KPonline – Hari sudah tidak pagi lagi, tetapi matahari masih lebih condong ke Timur. Kedua kaki ku terasa pegal sekali, sedaritadi terus berpindah tempat memijak gas, rem, dan klos.

Peluh ku bercucuran, baju seperti belum dijemur sehabis dicuci. Kening ku berkerut menahan sesak asap knalpot dan bising klakson yang seperti berbalas pantun.

“Ada apa bang,” tanyaku pada pengendara sepeda motor yang terjebak disebelah mobil tuaku.

“Dem, bang..demo buruh,” sambungnya.

Bah.. meski mobilku sudah tua dan tak ber AC, tapi aku tak rela jika barang antik ini dirusak para pendemo itu, gumamku dalam hati.

Mobil beranjak pelan, menuju lokasi demo. Kulihat barisan manusia yang jalan beriring. Sebagian dari mereka mengatur lalu lintas agar tak macet.

Semakin dekat dapat ku amati wajah wajah itu. Wajah yang penuh semangat meski terlihat lelah, mungkin mereka sudah berjalan cukup jauh.

Aku yang tadinya khawatir ada tindakan anarkis dan arogan dari peserta demo kini berubah pandangan. Mereka cukup sopan menurutku.

Mereka cuma marah pada penguasa yang menurut mereka mengeluarkan kebijakan yang merugikan.

“maaf mas, jalan jadi macet. Kami sedang memperbaiki jalan menuju kesejahteraan,” teriak salah satu peserta, mengagetkanku, menyadarkanku dari lamunan tadi.

Memperbaiki jalan menuju kesejahteraan? Ach, keren menurutku.

Setiap orang pasti butuh kesejahteraan, dan kaum buruh sepertinya terstigma untuk hidup miskin. Padahal sejahtera itu hak semua orang.

Kembali aku menerawang, membayangkan jika semua buruh tak perlu lagi kesusahan dalam hidupnya, motivasinya pasti makin bertambah, langkahnya mantap, kehidupan sosialnya semakin terarah, keluarganya sehat dan dapat mengejar pendidikan yang baik, roda perekonomian berputar karena daya beli yang tinggi, hidup pun menjadi ceria.

Aku terhenti. Pikiranku penuh tanda tanya. Apa dan siapa yang menahan mereka untuk sejahtera?

Bukankah jika buruh sejahtera akan dapat membantu pemerintah?

Setidaknya mereka dapat membentuk generasi yang baik buat bangsa kedepan??

Menggerakkan roda ekonomi dan mengurangi kriminalitas, termasuk tak akan lagi ada MACET KARENA DEMO BURUH??

Ach, aku bingung. Tak menemukan jawaban, pertanyaan ini terus menggayutiku meski jalan sudah lancar karena aku sudah melewati barisan mereka.

Dimanakah dapat ku peroleh jawaban ini, tak mungkin bisa ku temukan dari bait bait novel roman picisan yang ku pinjam dari teman kerjaku semalam.

Kuinjak pedal gas mobilku. Aku nikmati deru angin yang menerobos lewat jendela kaca yang masih manual.

Dalam hatiku, aku ikhlas jika harus berpeluh menahan panas ditengah kemacetan, semua demi kebaikan, mereka juga punya cita cita, punya keluarga yang ingin mereka bahagiakan…

Medan, 29 oktober 2019

Tulisan imajiner buat para buruh yang demonstrasi di hari ini.

Penulis : FZB