M. Nurfahrozi: Advokasi Jamkeswatch Jangan Terlalu Monoton

Bogor, KPonline – Advokasi merupakan salah satu bentuk komunikasi persuasif bertujuan untuk mempengaruhi pemangku kepentingan dalam pengambilan kebijakan atau keputusan.

Proses advokasi ini sangat penting bagi para relawan Jamkeswatch dalam mengkomunikasikan hasil kajian dan isu-isu penting dalam bidang kesehatan dan sosial.

Bacaan Lainnya

Advokasi bukan revolusi, namun lebih merupakan salah satu usaha perubahan sosial melalui semua saluran dan piranti demokrasi perwakilan, proses-proses politik dan legislasi yang terdapat dalam sistem yang berlaku.

Contoh dalam statemen politik pemenangan caleg, advokasi relawan jamkeswatch sangat diperlukan disini.

M.Nurfahrozi selaku Direktur Hukum dan Advokasi Jamkeswatch menjelaskan terkait advokasi relawan dan sosialisasi sebagai acuan untuk pemenangan pilpres dan pileg 2019.

“Mengadvokasi sekaligus memenangkan caleg itu bukan hal yang salah, itu sah-sah saja. Sebagai contoh, relawan jamkeswatch dalam bersosialisasi pada masyarakat jangan terpaku masalah BPJS saja, coba cara lain dengan membuat setiker Jamkeswatch dengan nama relawan masing-masing dan memasukkan caleg yang diusungnya,” ujar Ozi.

“Ini sangat relatif dimana sesuatu hanya dapat dinilai atau diukur jika ada pembanding atau acuan, acuannya itu apa? ya caleg-caleg kita. Dan cara ini banyak mempengaruhi dalam ingatan masyarakat nantinya,” lanjutnya.

Memang diperlukan adanya popularitas untuk mengharumkan nama seseorang yang ingin kita menangkam dalam pilpres dan pileg, salah satunya dengan sosialisasi.

“Sosialisasi jangan teelalu monoton, jangan cuma datang ke rumah-rumah saja, gunakan cara lain sebagai contoh sosialisasi di tempat umum, seperti rumah sakit, terminal dan lain-lain,” ujar Ozi.

Dia melanjutkan, maksud tempat umum di sini. Jangan terlalu menonjolkan maksud kita dalam berpolitik, tapi tonjolkan sikap kemanusiaan, kekeluargaan, dengan memberi semangat untuk sembuh, membawakan buah untuk yang sakit dan cara-cara lainnya yang nantinya masyarakat akan gampang mengingat kita saat kita mengusung caleg yg kita rekomendasikan, tapi ingat jangn mengharapkan imbalan sepeserpun, jadikan ini sebagai ibadah.”

Ozi mengklaim semua itu adalah usaha dan keputusan semua ada ditangan Allah. Manusia hanya mampu berdoa dan berharap kelak pemimpin yang diusungnya bisa menang dan menjadi pemimpin yang sah dalam mengemban amanah dan memperjuangkan rakyat dalam pemerintahan dan parlemen.

“Ingat kata presiden kita, said iqbal selalu mengatakan Sami’na Wa Atho’na,” ucap Ozi.

Kalimat Sami’na Wa Atho’na ini juga dikorelasikan kepada pemimpin yang Sah karena telah mengucapkan sumpah untuk mengemban amanah di bawah ayat-ayat suci-Nya.

Karena kemajuan sebuah negara itu tidak lain karena rakyat yang saling bahu-membahu mendukung dan membantu jalannya sebuah roda kepemerintahan, tentunya dengan menyerahkan tonggak kepemimpinannya kepada pemimpin yang sah sebagai pengatur tunggal, pastinya juga dengan pembantu-pembantunya di parlemen. (Arf)

Pos terkait