Jakarta,KPOnline – Peringatan Hari Buruh Internasional atau Mayday sejatinya adalah perjuangan kaum buruh dalam memperjuangkan kesejahteraanya dan menyuarakan hak-hak,sebuah hari perlawanan terhadap ketidakadilan yang menimpa kaum buruh. Bukan perayaan seremonial berupa jalan santai lalu joget dangdutan sambil berharap mendapatkan souvenir atau dorprize.
Mayday adalah hari perlawanan, hal itu juga yang diyakini dan dimaknai oleh buruh-buruh diberbagai negara termasuk Korean Selatan yaitu dengan melakukan aksi unjuk rasa atau demonstrasi. Pada tahun 2015 sekitar 50.000 hingga 80.000 buruh Korea mengelar aksi Mayday di Seoul dan diKantor President Park Geun-Hye.
Tahun ini peringatan Mayday 2016 di Korean Selatan juga dipastikan akan dilakukan dengan menggelar aksi unjuk rasa, turun kejalan menerikan tuntutan-tuntutan buruh terkait kesejahteraan dan ketidakadilan.
Jika buruh Korea Selatan yang jauh lebih sejahtera dari buruh Indonesia saja berjuang turun kejalan, melakukan aksi-aksi demonstrasi maka buruh Indonesia yang upahnya jauh dari kata layak,perlindungan kerjanya minim, jaminan kesehatan dan pensiunya buruh rendah, pendidikan mahal dan jauh dari sejahtera wajib juga turun kejalan menyuarakan ketidakadilan bukan duduk manis menunggu belas kasihan penguasa dan pengusaha.