Kunci Sukses Kepentingan Dasar Pekerja Perempuan Agar Bisa Didengar dan Diadopsi Oleh Negara?

Bogor, KPonline – “Perubahan itu berawal dari sekelompok orang, bergeraklah. Karena dengan kamu bergerak akan hadir perubahan, seperti apa yang kamu suarakan,” ujar Said Iqbal selaku presiden FSPMI-KSPI dalam sambutannya di Refreshing Course Woman’n Leadership Workshop, Kamis 21 November 2019.

Refreshing Course Woman’s Leadership Wokshop yang dihadiri oleh pekerja perempuan dari berbagai wilayah atau daerah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten tersebut dijadwalkan akan berlangsung selama tiga hari (20-22 November 2019) di Training Center FSPMI Cisarua-Bogor, Jawa Barat.

Bacaan Lainnya

Secara demografi, perempuan jauh lebih banyak daripada laki-laki. Seharusnya, kepentingan buruh perempuan harus lebih kuat untuk disuarakan. Namun, diberbagai negara berkembang, kecendrungan aktivis perempuan untuk aktif dalam serikat buruh atau serikat pekerja (SP/SB) memang lemah. Padahal kunci sukses agar kepentingan dasar kaum buruh perempuan bisa didengar dan diadopsi oleh negara, adalah dengan bersuara. Tanpa bersuara dan diam, maka akan terulang lingkaran kemiskinan akibat dari sistem negara yang tidak berpihak kepada kaum pekerja perempuan.


Dalam kesempatan tersebut, Said Iqbal juga mengatakan; “Yang memperjuangkan cuti hamil adalah Menteri Perburuhan pertama perempuan sekaligus aktivis sosialis yaitu S. K Trimurti. Berkaca atas hal tersebut, pekerja perempuan harus terus aktif dalam menyuarakan kepentingannya agar bisa terealisasi,” ucapnya.

Said Iqbal pun menambahkan bahwa buruh perempuan lebih rentan kemiskinan daripada buruh laki-laki dalam menghadapi sistem kapitalisasi modal. Oleh karena itu, agar hal tersebut tidak terjadi, rumuskan apa yang kamu mau. Untuk anakmu, dirimu dan keluargamu. Kamu punya hak di negara ini, dengan membayar pajak. Bukan hanya orang-orang kaya disana, yang mereka punya hak tentang untuk mendapatkan hidup layak di negeri ini. Anakmu juga sama, punya hak. Kamu jangan diam, hanya karena kamu seorang buruh. Teruslah bersuara, bersama serikat buruh sebagai sarana untuk kamu berjuang.

Pos terkait