Kisah Menarik Nur dan Alex Saat Mengikuti Pelatihan Media di Mojokerto

Mojokerto,KPonline – Pelatihan Dasar Media Perdjoeangan yang dilakukan di kantor Konsulat Cabang FSPMI Mojokerto pada tanggal 4-6 Desember 2020, dibentuk dan di rencanakan oleh Tim Media Perdjoeangan wilayah Jawa Timur.

Bacaan Lainnya

Pelatihan tersebut di danai dari iuran anggota yang di setujui oleh DPW FSPMI Jawa Timur yang kemudian menginstruksikan kepada seluruh KC se Jawa Timur untuk mengirimkan perwakilannya mengikuti kegiatan tersebut.

Merespon instruksi tersebut maka Konsulat Cabang Probolinggo, Anggit Purnomo mengirimkan dua orang anggotanya sebagai perwakilan dari kota Mangga,diantaranya adalah Nur Achmad dan Alek Putra Wicaksana  (PUK SPAI FSPMI PT SNS )

Sebagai pekerja aktif dan kurang begitu mengenal apa maksud dari kata “Media”,kedua perwakilan dari Probolinggo tersebut merasa terpaksa dan berangkat dengan alasan hanya untuk menggugurkan intruksi saja.

Namun menarik setelah serentetan peristiwa yang tidak mengenakkan harus dialami sebelum sampai di lokasi Pelatihan ternyata setelah mengikuti kelas Media selama tiga hari mereka mengaku mampu memahami kenapa Organisasi harus mengadakan Pelatihan ini dan justru keduanya merasa bahagia karena di intruksikan mengikuti agenda ini.

Dari kiri Alex , Nur (memakai topi) dan Ari Wibowo saat mengikuti Pelatihan Dasar Media Perdjoeangan di Kantor KC FSPMI Mojokerto ( 4/12/2020 ) . Foto oleh Anam Mbah Tjokro

Kepada Koran Perdjoeangan Online ,Nur Achmad menceritakan kisahnya dalam mengikuti Pelatihan ini sebagai berikut :

Jum’at 04/11/2020 ,Kurang lebih pukul 11.30 WIB, dirinya dan Alex berangkat dari Probolinggo dengan menggunakan bus yang menuju terminal Pasuruan dimana selama perjalanan keduanya masih tidak terfikirkan tentang pelatihan media .

Sesampainya di Terminal Pasuruan pukul 12.15 Wib, keduanya melanjutkan perjalanan menuju Mojokerto dengan Bus berukuran kecil berwarna kuning, rekannya Alek menyebut bis yang ditumpanginya ini  mirip dengan karakter Tayo di sebuah film kartun anak,disini niat untuk mengikuti pendidikan semakin menurun karena ketika menaikinya ternyata terasa tidak ada kenyamanan,terdengar Alex bergumam dalam bahasa Madura (di Probolinggo ada beberapa daerah yang menggunakan bahasa Madura), “Salah bessah jubek tumpaknah takduh ” yang artinya ” Sudah Busnya jelek tidak enak pula tumpanganya”.

“Krok krok krok” suara kaca bus,terdengar sangat keras seolah mau lepas dari tempatnya,ketidaknyamanan ini pun bertambah saat hujan turun sangat deras,ternyata atap nya banyak yang bocor semua sehingga semua penumpang kebingungan terkena air hujan yang masuk melalui atap bus tersebut,dan kembali Alex mengumpat “Setiah mek cek apessah sarah takyeh, esoroh norok acara sing tak eddep gik guduh aca-beca pole ning delem bes ” ( hari ini kok sengsara sih,udah mau mengikuti acara yang ga jelas malah harus basah di dalam bus ).

Namun ada yang disuka dari bis yang dikemudikan sopir bernama Wanto ini yakni bagaimana cara dia mengemudikan Bus itu sangat hebat seperti Supir yang mengangkut cabe cas cis cus,ini sedikit mengobati derita mereka karena mereka merasa masuk ke dalam film Fast and Fourius yang dibintangi aktor Vin Diesel.

Sesampai di daerah Japanan, hujan sedikit mereda,para penumpang pun mulai tenang , termasuk juga Nur dan Alek,setelah beberapa saat perjalanan akhirnya sampailah mereka di pertigaan Ngoro Industrial Park dimana lokasi ini sudah dekat dengan lokasi Pelatihan yakni di sebuah gedung yang merupakan Kantor Konsulat Cabang FSPMI di Mojokerto.

Pukul 14.30 Wib, sampailah mereka berdua di lokasi,ternyata “penderitaan” bertambah ketika ternyata kantor tersebut masih sepi dan tak terlihat ada Panitia yang  hanya saja ada dua orang peserta yang tampak,rupanya mereka datang dari kota Jember.

Setelah menunggu selama satu setengah jam,akhirnya seluruh peserta pun datang dari enam daerah lain dan acarapun dibuka oleh Pimpinan pimpinan FSPMI diantaranya Ketua DPW FSPMI Jawa Timur ,Pujianto,Ketua PC SP ,Eka Hernawati serta Ketua KC FSPMI Mojokerto ,Ardian Safendra .

Acara demi acara,Materi demi materi pelatihan pun mereka lalui dengan hati bahagia karena ternyata pelatihan ini disampaikan dengan penuh canda tawa seperti dalam sebuah keluarga,ditambah nyamannya suasana kantor dan konsumsi yang tiada henti membuat mereka berdua dapat menerima kenapa Pelatihan ini harus mereka ikuti.

Nur Achmad (memegang microphone) menyampaikan kesan dan pesan saat penutupan agenda Pelatihan Dasar Media Perdjoeangan (6/12/2020) di Kantor KC FSPMI Mojokerto.(foto oleh Anam Mbah Tjokro)

Tanpa terasa tiga hari sudah terlalui,Minggu 6 Desember 2020 pukul 11.30 Wib,acara ini pun berakhir,dihadapan Ardian Safendra dan seluruh peserta Nur Achmad menyampaikan kesan nya yang merasa senang bisa mengikuti pelatihan tersebut dan mengajak seluruh peserta untuk tidak berhenti di Pelatihan saja,apa yang di dapat saat pelatihan harus bisa di aplikasikan di daerah masing masing sehingga bisa melaksanakan hal yang menjadi Tema Pelatihan yakni Menguatkan Organisasi.

Mungkin bagi Nur dan Alex, ini akan jadi satu kenangan yang indah yang akan menjadi sejarah indah bagi mereka berdua.

Nur dan Alex yang awalnya terpaksa karena harus melaksanakan intruksi organisasi ternyata berani melakukan,berani mencoba akhirnya mereka berdua menemukan sesuatu yang berharga untuk dirinya sendiri terlebih untuk organisasi.

Ini seperti pepatah Madura yang berbunyi “Lebbih begus nyobak tapeh gagal, katembeng gagal tak nyobak sekaleh” yang bermakna lebih baik gagal tapi berani mencoba, daripada tidak pernah gagal dan tidak pernah mencoba.

(Nur Achmad/MP Probolinggo)

Pos terkait