Ketulusan Perjuangan Sugito, Sang Veteran Buruh

Deliserdang, KPonline – Dalam satu pergerakan perlawanan ketidakadilan menuju kesejahteraan kaum tertindas kaum buruh khususnya, sering kali menyisakan satu kisah yang memilukan. Tetapi bukanlah menjadi satu bentuk pengurang semangat untuk melanjutkan kehidupan atau perjuangan menuju cita-cita perjuangan tersebut.

Kali ini saya mengutip satu kisah seorang pejuang tanpa lelah dengan usia yang sudah tidak muda dan keterbatasan yang tidak melebihi orang-orang pada awamnya.

Bacaan Lainnya

Ya, Namanya Sugito mantan Ketua Pimpinan Unit Kerja Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia PT. KM, Beliau menjadi ketua pengganti setelah rekan-rekan/PUK sebelumnya terPHK untuk Musyawara Unit Kerja (Musnik) satu (1) priode 2013-2016.

Memiliki tempat tinggal jauh dari perkotaan yang beralamat di Jl Nagarejo kecamatan galang kabupaten Deliserdang beliau kini bekerja sebagai buruh pengganti disalah satu kebun sawit milik perorangan untuk menghidupi kehidupan keluarganya sehari-hari setelah terPHK disalah satu perusahaan pengolahan kayu pada tahun 2015 yang pada saat itu sedang berjuang memperjuangkan hak normatif para pekerja yang dilanggar oleh pihak tidak bertanggung jawab diperusahaan tempat ia bekerja sebelumnya.

Keteguhan hatinya yang ihklas bergerak untuk kehidupan yang lebih layak mencapai keadilan yang hakiki seolah menjadi satu ajakan yang mempermalukan para pekerja penikmat keadaan yang tidak adil.

Dari awal masih aktif bekerja sebagai buruh pabrik hingga sekarang beliau yang hanya bekerja jika ada pekerja yang tidak dapat bekerja/tidak masuk kerja disuatu hari itu, tidak juga menyurutkan semangatnya untuk terus berjuang bersama FSPMI SUMUT.

Dari catatan absensi rapat-rapat akbar dan catatan aksi-aksi unjuk rasa secara Nasional, Wilaya sampai ke aksi satu perusahaan PUK FSPMI beliau tidak pernah absen untuk hadir dalam undangan rapat atau selalu hadir untuk membantu perjuangan dalam hal aksi unjuk rasa.

Beliau sudah tidak bekerja aktif, beliau tidak lagi sebagai penerima Upah (UMP, UMK, UMSK) tetapi dengan kesadaran yang cukup tinggi, beliau ikut bersibaku bersama kawan-kawan buruh berjuang menciptakan kesejahteraan kaum buruk kedepannya.

Satu kutipan dari beliau “Sekarang anak saya masih sekolah, saya tidak mau jika nanti anak saya selesai sekolah dan bekerja harus menerima nasib yang sama seperti saya sewaktu bekerja, ditindas, intimidasi atau dikangkangi hak-haknya sebagai pekerja, saya bukanlah seorang yang memiliki kekayaan yang bisa menjamin kehidupan untuk anak saya, tetapi setidaknya saya memiliki harapan untuk memperjuangkan kehidupan anak saya saat bekerja nanti, merubah hal yang mengebiri pekerja saat ini dan mendapatkan kesejahteraan saat dia bekerja nanti dengan sistem yang lebih baik dari sekarang, intinya tidak sama nasibnya seperti saya sewaktu masih bekerja, hanya itu tujuan saya” ucap sugito.

Inilah sepenggal kisah sang veteran buruh yang tetap masih berjuang dalam pergerakan kesejahteraan buruh demi kemuliaan bagi kaum buruh.

Pos terkait