Pelalawan, KPonline- Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (DPW FSPMI) Riau, Satria Putra, menghadiri acara buka bersama yang diselenggarakan oleh Serikat Pekerja Solidaritas PT. Tunggal Yunus Estate (SPS-PT. TYE). Acara ini berlangsung di Warung Makan Citra Rasa, Jalan Perum BLP, Kelurahan Pangkalan Kerinci Kota, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau pada Sabtu, (15/03/2025).
Agenda buka bersama ini bertujuan memperkuat silaturahmi antar sesama pekerja serta menegaskan pentingnya peran pekerja perempuan dalam gerakan serikat buruh. Turut hadir dalam acara ini Presiden Federasi Serikat Pekerja Pulp dan Kertas Indonesia (FSP2KI), H. Hamdani, SH. Ketua DPW Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI), Arbaa Silalahi, yang juga Ketua Serikat Pekerja Inti Indosawit Subur, serta Ketua SPS-PT. TYE, Devi Oktabrinabrina Manurung. Selain itu, staf advokasi pekerja perempuan, Romiyanti Manurung, serta anggota SPS-PT. TYE juga ikut ambil bagian dalam kegiatan ini.
Dalam pernyataannya, Satria Putra menegaskan bahwa serikat pekerja bukan hanya sekadar wadah perjuangan hak-hak normatif, tetapi juga harus menjadi benteng yang kokoh bagi semua pekerja, termasuk perempuan. “Di era sekarang, kita harus memastikan bahwa seluruh pekerja, tanpa terkecuali, mendapatkan hak-haknya secara adil. Pekerja perempuan memiliki peran penting dalam industri, tetapi sering kali masih menghadapi berbagai bentuk diskriminasi dan ketidakadilan. Inilah yang harus kita lawan bersama,” ujarnya.
Lebih lanjut, Satria menekankan bahwa penguatan posisi pekerja perempuan dalam serikat pekerja adalah langkah strategis untuk memastikan bahwa perjuangan buruh lebih inklusif dan berdaya guna.
“Kita tidak bisa lagi membiarkan perempuan hanya menjadi objek dalam dunia kerja. Mereka harus menjadi subjek yang aktif, mengambil peran dalam perundingan, pengambilan keputusan, dan kepemimpinan serikat pekerja,” tambahnya dengan tegas.
Sebagai Ketua Aliansi Buruh Riau Bersatu (BRB), Satria juga mengajak seluruh serikat pekerja untuk lebih peduli terhadap isu-isu pekerja perempuan. Menurutnya, peran serta aktif serikat dalam memperjuangkan hak-hak perempuan akan semakin memperkuat posisi buruh dalam menghadapi kebijakan perusahaan maupun pemerintah. “Jangan pernah ragu untuk bersuara. Jika kita diam, maka ketidakadilan akan terus berlanjut. Tapi jika kita bersatu, kita bisa mengubah keadaan,” tegasnya.
Di akhir pernyataannya, Satria menegaskan bahwa acara seperti ini harus terus diadakan untuk menjaga semangat perjuangan dan solidaritas antarpekerja. “Buka bersama ini bukan sekadar momen kebersamaan, tetapi juga bagian dari strategi perlawanan kita. Di meja makan ini, kita berbagi cerita, menyusun strategi, dan memperkuat komitmen dalam perjuangan. Kita pastikan bahwa tidak ada pekerja, terutama pekerja perempuan, yang merasa sendirian dalam menghadapi tantangan di tempat kerja,” pungkasnya.
Acara buka bersama ini berlangsung penuh kehangatan dan semangat solidaritas. Para peserta berharap agar kebersamaan dan komitmen dalam perjuangan ini terus terjaga demi menciptakan kondisi kerja yang lebih adil dan bermartabat bagi semua buruh.
Penulis: Heri