Kandang Zapy: Usaha Kuliner Mantan Buruh

Bogor, KPonline – Apa yang akan kamu lakukan setelah ter-PHK? Kegiatan apa saja yang akan kamu lakukan? Dan untuk memenuhi kebutuhan hidupmu dan keluargamu, usaha-usaha apa saja yang akan kamu kerjakan?

Pertanyaan-pertanyaan diatas seakan-akan sesuatu hal yang normal untuk dikemukakan. Ketika buruh ter-PHK, ketika pendapatan seorang buruh terhenti, bukan berarti dunia beserta isinya serasa runtuh dan hancur berkeping-keping.

Akan tetapi ada suatu hal yang penting juga untuk dipegang teguh, dalam menghadapi kenyataan, bahwa tidak harus terus mendapatkan pendapatan yang tetap. Akan tetapi, berusahalah agar terus mendapatkan pendapatan.

“Move on saja. Seringkali seorang buruh yang ter-PHK masih belum bisa move on atas apa yang terjadi. Ikhlas saja. Toh jauh hari sebelum PHK itu dilakukan, PUK dan Management sudah memberikan waktu buat kita berpikir dan mempertimbangkan,” ungkap Yosi salah seorang mantan buruh yang saat ini berprofesi sebagai pedagang makanan.

Sebuah tenda berukuran 3×3 meter tersebut menjadi saksi bisu, sebuah perjuangan mantan buruh pabrik yang harus terus berjuang untuk menghidupi dirinya dan keluarganya.

Tertulis dengan jelas diatas sebuah banner, “Kandang Zapy”. Berlokasi dikawasan cafe tenda Cinus, Cibinong, Bogor, Yosi memulai usaha bisnis kuliner miliknya dengan menggunakan uang pesangon.

Dibantu sang istri dan seorang anak gadis cilik sebagai pelipur lara, pemilihan nama Zapy pun tidak serta merta begitu saja. ” Zidnii Andara Putri Yudhistira. Pakai nama anak, jadi Kandang Zapy” jelas Yosi yang saat Sabtu sore 29 September 2018 disambangi awak Media Perdjoeangan Bogor.

Harga-harga yang tertera di daftar menunya pun cukup rasional, masuk akal dan yang pasti terjangkau oleh kalangan buruh. Suasana Sabtu sore diseputaran ring satu kawasan pemerintahan Kabupaten Bogor ini cukup ramai.

Lalu-lalang kendaraan bermotor pun tiada henti meskipun lembayung senja mulai berganti dengan gelapnya malam.

“Makin malam malah semakin ramai. Oh iya, sebentar yaa Om, saya ambil nasi dari warung sebelah. Soalnya nasinya udah habis,” tutur Yosi. Dan memang, berbagai menu ayam yang dihadirkan Kandang Zapy sore itu sudah ludes terjual.

“6 sampai 7 kg ayam biasanya setiap hari harus ada. Lumayan juga, 200-300 ribu perhari. Itu sudah bersih” jelas Yosi ketika menceritakan proses dan omzet usaha kuliner miliknya.

Tidak hanya makan ditempat, usaha kuliner Kandang Zapy yang berada dikawasan cafe tenda yang berada diseberang RSUD Cibinong ini, juga menerima pesanan untuk acara-acara dan pesan antar. Dari rasa dan kenikmatan, boleh diadu dengan usaha-usaha kuliner sejenis.

Yosi pun tak sungkan-sungkan menceritakan kisah dibalik proses PHK dirinya dan ratusan kawan-kawan buruh PUK SPAMK-FSPMI PT. Indokarlo Perkasa, dimana dia pernah bekerja. Dari apa yang dia lihat dan rasakan, serta apa yang dia rasakan selama ini.

“Terlepas dari positif dan negatif sudut pandang kawan-kawan buruh yang lain, juga dari proses PHK yang lalu, bagaimana pun juga, PUK SPAMK-FSPMI PT. Indokarlo Perkasa banyak berjasa buat saya dan kawan-kawan yang lain,” tutur Yosi yang saat wawancara berlangsung ditemani gadis cilik, sang pemilik nama Kandang Zapy.

Tak lupa, Yosi berpesan kepada kawan-kawan buruh yang saat ini masih bekerja dan menggantungkan hidup mereka dari pekerjaannya.

“Kesejahteraan itu penting. Kedepannya harus ada aturan yang mengatur, tentang kesejahteraan antara pekerja yang lajang dan yang sudah berkeluarga. Apapun aturannya, minimal untuk pekerja yang sudah berkeluarga, diperhatikan juga kesejahteraannya,” ungkap Yosi kepada awak Media Perdjoeangan Bogor.