Jiwa Cut Nyak Dien hadir dalam raga Pekerja Emak-Emak PT Dada Indonesia

PUK SPAI FSPMI PT Dada Indonesia memberikan penjelasan hasil audiensi.

Purwakarta, KPonline – Semua pasti kenal dengan Cut Nyak Dien, salah satu pahlawan wanita dari tanah rencong Aceh yang berjuang melawan Belanda pada masa perang Aceh. Wanita kelahiran 1884 tersebut selalu ikut berjuang bersama Teuku Umar bertempur melawan Belanda, namun sayang sang suami Teuku Umar gugur saat menyerang Meulaboh pada tanggal 11 Februari 1899 dan Cut Nyak Dien ditangkap lalu dibuang ke Sumedang. Kemudian beliau meninggal pada tanggal 6 November 1908 dan dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang.

Cut Nyak Dien walau hanya seorang wanita, beliau rela menghabiskan masa hidupnya untuk berperang melawan Belanda. Cut Nyak Dien tidak ingin Bangsanya terjajah oleh Bangsa asing (Belanda), bersama sang suami (Teuku Umar) berperang untuk sebuah arti kemerdekaan yang hakiki.

Bacaan Lainnya

Begitupun pekerja emak-emak PT Dada Indonesia, terus berjuang untuk merebut hak atas uang pesangon yang hingga kini belum terbayarkan. Tenda Juang PT Dada Indonesia merupakan suatu bukti bahwa perlawanan mereka disana selama tiga bulan lebih masih ada. Cut Nyak Dien selalu ada bersama Teuku Umar berperang melawan Belanda, kini pekerja emak-emak PT Dada Indonesia pun sama. Seperti Cut Nyak Dien, Berperang di Tenda Juang depan Perusahaan tanpa mengenal waktu dan mengenal lelah melawan pengusaha yang berindikasi lalai akan kewajibanya kepada pekerja.

Entah apa yang terjadi pada saat ini, dimana Undang Undang Ketenagakerjaan yang telah mengatur tentang hak pekerja dan kewajiban pengusaha bilamana Perusahaannya tutup ternyata tidak berjalan sebagaimana-mestinya. Uang Pesangon yang seharusnya diterima oleh pekerja, ternyata masih belum diberikan oleh pihak Perusahaan.

Wajar saja tenda itu berdiri, wajar saja pekerja emak-emak berdemontrasi. Karena Undang Undang Ketenagakerjaan tidak lagi dihiraukan oleh mereka, pengusaha PT Dada Indonesia. Terlebih ada indikasi para petinggi negeri seperti pura buta dan pura tuli menanggapi permasalahan hubungan industrial yang terjadi antara pekerja emak-emak PT Dada Indonesia dan pengusaha PT Dada Indonesia.

Cut Nyak Dien kembali hadir, namun hadir didalam jiwa pekerja emak-emak PT Dada Indonesia. Segala cara terus dilakukan pekerja emak-emak PT Dada Indonesia untuk mendapatkan hak uang pesangon yang belum mereka terima, segala bentuk hal diantaranya audiensi dengan mendatangi dinas serta lembaga terkait telah dilakukan. Walau belum mendapatkan hasil seperti yang diharapkan, pekerja emak-emak PT Dada Indonesia terus melakukan perlawanan menuntut keadilan. Bagaikan Cut Nyak Dien yang ingin merdeka dari Belanda sampai menutup mata ditempat beliau diasingkan.

Pos terkait