Jelang Idul Adha, Harga Ketupat Naik Hingga 200 Persen

Jelang Idul Adha, Harga Ketupat Naik Hingga 200 Persen

Jakarta, KPonline — Harga ketupat di Pasar Pondok Bambu, Jakarta Timur, melonjak tajam menjelang Idul Adha 1446 H. Kenaikan mencapai 200 persen dibandingkan harga biasanya.

Satu ikat ketupat yang biasanya dijual Rp5.000 kini dibanderol hingga Rp15.000. Lonjakan ini terjadi sejak awal pekan dan membuat banyak konsumen mengeluh.

Bacaan Lainnya

“Setiap hari besar pasti harga naik. Tapi kali ini parah banget. Ketupat naik tiga kali lipat, padahal cuma dari janur doang,” kata Nurlela, warga Duren Sawit yang biasa belanja di Pasar Pondok Bambu.

Keluhan serupa juga datang dari pembeli lainnya yang merasa terbebani dengan kenaikan harga menjelang hari raya.

“Bukan cuma ketupat, yang lain juga ikut-ikutan naik. Tapi ketupat ini wajib kalau Lebaran atau Idul Adha, jadi mau nggak mau tetap beli,” ujar Rudi, pelanggan tetap pasar tersebut.

Pedagang menjelaskan bahwa harga naik karena permintaan melonjak, sementara pasokan janur dari daerah berkurang akibat cuaca buruk. Akibatnya, stok janur terbatas dan harga bahan baku ikut terdongkrak.

“Kalau pas panen janurnya bagus, harganya normal. Sekarang karena angin besar, banyak janur rusak. Kami juga dapatnya mahal,” ujar Wahid, penjual ketupat musiman di Pasar Pondok Bambu.

Selain harga bahan pokok yang naik, beban ekonomi juga dirasakan para buruh dan pekerja harian yang penghasilannya tetap, namun pengeluaran membengkak tiap kali hari raya tiba. Mereka harus pintar-pintar mengatur pengeluaran agar bisa tetap merayakan Idul Adha tanpa harus berutang.

“Upah nggak naik, tapi harga semuanya melonjak. Baru gajian, belum belanja daging udah habis buat beli beras, bumbu, dan sekarang ketupat pun mahal,” keluh Deni, buruh bangunan yang tinggal di kawasan Cipinang.

Idul Adha diperkirakan jatuh pada 8 Juni 2025, dan tradisi menyajikan ketupat bersama hidangan daging kurban membuat permintaannya terus meningkat jelang hari H.

Pos terkait