Ifthor Jama’i Bentuk Nyata Sinergitas DKM Al Maunah & RW 08 Asri Pratama

Bekasi, KPonline – Untuk meningkatkan ukhuwah islamiah, solidaritas, persatuan dan Kesatuan di lingkungan Asri Pratama, pengurus RW.08 Asri Pratama berkolaborasi dengan Pengurus DKM Jami Al Ma’unah mengadakan kegiatan buka bersama (Ifthor Jama’i) yang di laksanakan pada Minggu, 2 April 2023 di Aula Masjid Jami Al Maunah

Hadir dalam acara ifthor Jama’i antara lain Ketua RW.08 Asri Pratama, Agus Permana, S.H.,M.Si, beserta pengurus lingkungan, Ketua DKM Al Maunah, Ustadz Hadi Sutarjo beserta pengurus DKM Al Maunah, para pengurus masjlis taklim dan jamaah/warga Asri Pratama dengan pembicara Ustadz Zainal Abidin dari Pondok Pesantren Darul Ikhlas

Menurut Ustadz Zainal Abidin secara etimologi kata ‘nafsu’ memiliki beberapa makna, di antaranya: keinginan, kecenderungan, atau dorongan hati yang kuat, gairah, atau meradang.

Bila ditambah dengan kata ‘hawa’, menjadi hawa nafsu, maka bermakna dorongan hati yang kuat untuk berbuat kurang baik. Ada sekolompok orang menganggap hawa nafsu sebagai “syaitan yang bersemayam di dalam diri manusia,” yang bertugas untuk mengusung manusia kepada kefasikan atau pengingkaran.

Mengikuti hawa nafsu akan membawa manusia kepada kerusakan. Akibat pemuasan nafsu jauh lebih mahal ketimbang kenikmatan yang didapat darinya. Hawa nafsu yang tidak dapat dikendalikan juga dapat merusak potensi diri seseorang.

Sebenarnya setiap orang diciptakan dengan potensi diri yang luar biasa, tetapi hawa nafsu dapat menghambat potensi itu muncul kepermukaan. Potensi yang dimaksud di sini adalah potensi untuk menciptakan keadilan, ketenteraman, keamanan, kesejahteraan, persatuan dan hal-hal baik lainnya.

Namun karena hambatan nafsu yang ada pada diri seseorang potensi-potensi tadi tidak dapat muncul kepermukan (dalam realita kehidupan).

Maka dari itu mensucikan diri atau mengendalikan hawa nafsu adalah keharusan bagi siapa saja yang menghendaki keseimbangan, kebahagian dalam hidupnya karena hanya dengan berjalan di jalur-jalur yang benar sajalah menusia dapat mencapai hal tersebut.

“Cirinya jika nafsu menuruti kejalan itu maka itu pasti neraka, tapi kalau nafsu menolak kejalan itu pasti syurga,” ungkap Ustadz Zainal Abidin.

Lebih lanjut dikatakan bahwa nafsu hanya bisa diredam dengan rasa lapar atau berpuasa, untuk itu jadikan momentum bulan Ramadhan untuk mengalahkan nafsu kita. Acara diakhiri dengan buka puasa bersama dan sholat Magrib berjamaah. (Yanto)