Gerakan Buruh Bekasi (Bukan) Kisah Masa Lalu

Bekasi, KPonline – Ketika kaum buruh di berbagai wilayah bergerak, semua mata justru tertuju pada Bekasi. Mereka bertanya-tanya, mungkin juga sedang menunggu, apa yang dilakukan buruh-buruh yang menjadi kiblat pergerakan kaum buruh di Indonesia ini.

Tidak hanya obrolan di warung kopi, perdebatan ini juga mengemuka di media sosial. Salah satunya tercermin dari status yang diunggap pemilik akun facebook Farid Ridho Kurniawan. Dalam statusnya, Farid menulis, bahwa “Bekasi Adalah Masa Lalu”.

Bacaan Lainnya

Berikut adalah tulisan lengkapnya.

Kira-kira seminggu yang lalu saya posting tentang bagaimana beraninya FSPMI Purwakarta melakukan Mogok Daerah sendirian. Mereka menolak penggunaan PP 78 sebagai dasar kenaikan upah minimum dan melawan adanya upah padat karya yang nilainya di bawah upah minimum.

Di postingan saya itu, banyak kawan-kawan buruh Bekasi berkomentar, “Kapan Bekasi bergerak? Kenapa Bekasi diam saja? Kenapa Bekasi begini? Kenapa Bekasi begitu? Bekasi cemen,” kata mereka.

Saya bingung kenapa buruh-buruh di Bekasi seperti tidak puas dengan pergerakan di Bekasi, padahal saya posting tentang Purwakarta?

Demikian juga hari ini. Hari ini saya posting tentang “Edannya” aliansi buruh di Tangerang melawan upah murah. Mereka dari pagi buta melakukan sweeping buruh-buruh dari bus-bus jemputan dan bahkan dengan beraninya mereka menutup jalan tol Bitung. Luar biasa perlawanan mereka hari ini.

Saya kembali bingung, kenapa kawan-kawan buruh Bekasi berkomentar di postingan saya itu, “Kenapa Bekasi diam saja? Kenapa tidak ada perlawanan di Bekasi? Kenapa Bekasi begini? Kenapa Bekasi begitu? Bekasi culun,” kata mereka.

Saya posting tentang hebatnya perlawanan buruh-buruh Tangerang, kenapa mereka malah meributkan Bekasi ?

Sudahlah… Bekasi sudah selesai. Hebatnya perlawanan Bekasi hanya masa lalu. Tidak usah kita marah-marah karena Bekasi telah menjadi cemen dan culun.

* * *

Status Farid menuai pro dan kontra. Ada yang setuju, ada yang tidak. Salah satunya datang dari pemilik akun Yous Asdiyanto Siddik, berikut:

Walaupun tidak secara langsung, ane mengalami pergerakan buruh-buruh Bekasi saat tutup tol 2012. Yang pasti aura saat itu mungkin sama dengan yang dialami oleh buruh-buruh Tanggerang saat ini. Mungkin iya, tidak ada perlawanan berarti dari pemerintah saat itu, tapi jangan dilupakan, bahwa buruh Bekasilah yang memulai kerasnya perlawanan dengan menutup akses di 7 pintu tol, sehingga dampak kemacetan hingga terasa hingga tol Cikampek.

Dan itu bukan tanpa pertimbangan dan perhitungan yang matang dari pimpinan -pimpinan Buruh Bekasi Bergerak saat itu. Yang juga mungkin telah dilakukan oleh buruh-buruh Tanggerang dengan hebatnya saat ini.

Kalau di bilang buruh Bekasi ‘melempem’, ‘penakut’ atau ‘cemen’ atau lain-lain, adalah salah besar. Sekedar diketahui bahwa kata ‘takut’ bagi buruh Bekasi sudah dihilangkan dari kamusnya, urat takut sudah diputus sejak kapan tau. Karena saat ini, buruh-buruh Bekasi sedang menyiapkan langkah-langkah perjuangan yang sepertinya melampaui ‘kodrat’ sebagai buruh. Pergerakan buruh-buruh Bekasi saat ini, mungkin berbeda dimensi dan ruang dengan pergerakan buruh-buruh daerah lain. Ya, buruh-buruh Bekasi sedang pindah ‘kuadran’. Kami sedang menyiapkan seorang pemberani yang berasal dari kaum buruh untuk berjuang di dimensi yang berbeda itu.

Dan, silahkan menilai buruh-buruh Bekasi diam tak bergerak. Boleh-boleh saja. Karena pergerakan kami yang senyap, tak harus untuk digembar-gemborkan. Karena kami yakin, perjuangan ini berhasil, dampaknya berpuluh kali lipat dari menutup puluhan tol yang ada. Juga kami berharap, perjuangan kami bisa mempermudah daerah lain untuk melakukan hal yang sama.

Begitulah …

Bagaimana pendapat anda? (*)

Pos terkait