FSPMI Bandung Raya Kerahkan Massa Aksi Peringati May Day di Jakarta

Bandung, KPonline – May Day atau hari buruh Internasional pada tahun ini memang agak berbeda, terlebih pada tahun politik saat ini, buruh mempunyai kendaraan sendiri yaitu Partai Buruh yang menjadi harapan besar terciptanya kesejahteraan kaum buruh dan masyarakat umum.

Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) yang merupakan gabungan dari beberapa Federasi, pada momentum kali ini ambil bagian dalam acara perayaan May Day dengan kembali melakukan aksi di depan Istana Negara.

Sekitar 50 ribuan massa aksi tumpah ruah memadati jalan sekitaran Istana Negara menuju Istora Senayan yang merupakan tempat pelaksanaan puncak kegiatan May Day.

Adapun isu yang di usung pada aksi kali ini adalah :

1. Cabut Omnibus Law UU Cipta Kerja.
2. Cabut Parlamatary threshold 4 persen
3. Sahkan RUU PPRT.
4. Tolak RUU Kesehatan
5. Reforma agraria dan kedaulautan pangan.
6. Pilih Presiden 2024 yang pro buruh dan kelas pekerja.

FSPMI Bandung Raya sesuai intruksi dari KSPI dan DPP FSPMI mengirimkan 3 bis, dengan massa aksi yang terdiri dari perwakilan perangkat Pimpinan Cabang (PC), Pimpinan Unit Kerja (PUK) serta pilar. Nampak hadir dalam giat tersebut para ketua Pimpinan Cabang SPA FSPMI Bandung Raya dan Cimahi.

Asep Supriyatna mengatakan saat brefing sebelum tiba di jakarta mengatakan bahwa momentum May Day pada hari ini, merupakan barometer lahirnya kembali kekuatan dan pergerakan buruh pasca dilahirkannya undang-undang nomor 6 tahun 2023 tentang Cipta Kerja.

“Karena undang-undang tersebut hampir semua merugikan teman-teman pekerja, di mana isinya adalah hanya mencakup kepentingan oligarki dan tidak ada yang menguntungkan kaum buruh,” tegasnya.

“Ya, mau tidak mau suka tidak suka, kaum buruh dipaksa harus melakukan perlawanan, sebab bisa dipastikan lahirnya undang-undang Cipta Kerja ini akan berdampak besar terhadap rakyat Indonesia,” ujar Asep. (Zenk)