Dewan Pimpinan Wilayah FSPMI NTB Gelar Ratin Pertama di Sumbawa

Sumbawa,KPonline – 09 Maret 2021. Banyaknya kasus perburuhan seperti Pemutusan Hubungan Kerja, Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Upah lembur, Pesangon serta penanganan kesehatan pekerja dikala Pandemi dan lain-lain di wilayah Nusa Tenggara Barat memerlukan penanganan yang lebih intensif, oleh sebab itu diperlukan komunikasi yang baik serta kerja keras PUK masing-masing yang ada di wilayah kerjanya.

Bacaan Lainnya

Setelah Kongres dan Munas ke VI yang telah terlaksana beberapa waktu lalu di Purwakarta, Jawa Barat (22-23 Februari 2021), Dewan Pimpinan Wilayah FSPMI Nusa Tenggara Barat melakukan koordinasi bersama pengurus daerah NTB dan PUK tiap-tiap perusahaan serta melakukan evaluasi kinerja secara bersama-sama.

Pembahasan mengenai kasus-kasus normatif yang ada di beberapa perusahaan di wilayah itu menjadi perhatian dan semangat setiap anggota yang hadir dalam rapat rutin yang pertama kali digelar di tingkat DPW itu , mereka bersama-sama saling bertukar pendapat satu sama lain untuk mencari solusi dari setiap permasalahan yang terjadi serta melakukan perencanaan yang diperlukan dalam menganalisa dan memetakan setiap kasus, sehingga dapat menentukan langkah yang harus di ambil, membuat progres penyelesaian kasus dan sebagainya.

Rapat ini dilakukan di kantor Sekretariat FSPMI NTB, Jl. Bima-Sumbawa KM3, Kelurahan Samupuin, Kec. Sumbawa Kabupaten Sumbawa Besar Nusa Tenggara Barat itu dihadiri langsung oleh ketua DPW NTB, Fauzan. Dalam rapat itu dirinya menceritakan mengenai Kongres dan Munas yang dihadiri sebelumnya, menyemangati setiap PUK dan anggotanya, agar tetap konsisten dalam memperjuangkan hak-haknya yang belum terpenuhi, “Kita harus peka terhadap setiap permasalahan yang ada, peka terhadap persoalan-persoalan yang ada di perusahaan, konsolidasi harus tetap dilakukan ditiap-tiap PUK, kita harus membuat konsep, progres jangka pendek dan jangka panjang, tetap konsisten, sabar, ikhlas, terus belajar serta berjuang dan do’a” ucapnya.

Selain rapat di tiap-tiap internal PUK, mereka juga mengusulkan agar ratin dapat dilakukan setiap bulan di awal pekan tiap bulannya, mereka menginginkan lebih banyak pertemuan agar mampu mengontrol progres yang telah dibuat, dapat mengevaluasi atas apa yang telah dijalankan, membedah kasus yang belum selesai atau sedang terjadi serta perlunya pembahasan mengenai UU nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan turunannya yang harus dipelajari secara seksama, seperti PP 35 tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu kerja dan waktu istirahat serta Pemutusan Hubungan Kerja. Selain PP tersebut terdapat juga Peraturan Pemerintah nomor 36 Tahun 2021 tentang pengupahan dan pesangon yang dinilainya sama pentingnya agar dibahas di ratin yang akan datang, pengurus DPW FSPMI dan PUK di NTB menginginkan lebih banyak pembahasan dan salah satunya mengenai UU Cipta Kerja.

Fauzan juga mengatakan pentingnya menjaga kekompakan, silaturrahmi antar anggota.Dengan melakukan ratin, Ia berkeyakinan bahwa apa yang diperjuangkannya bersama kaum buruh di NTB akan bisa lebih maksimal.

Ketua DPW FSPMI NTB Fauzan (ditengah mengenakan kemeja FSPMI) berfoto bersama Pengurus daerah dan PUK setelah melakukan Ratin yang pertama.

Adapun hasil dari kunjungannya ke daerah yang singgahi pasca Kongres Munas adalah perlu dan pentingnya menggunakan konsep KLAP ( Konsep, Lobi, Aksi dan Politik) dalam menyelesaikan suatu masalah,”Dengan kita sering bertemu, bedah kasus, membuat konsep, melakukan loby, saya yakin kita akan semakin kuat dan solid,mendapatkan hasil yang maksimal, kita dalam berjuang harus menggunakan KLAP, yaitu Konsep, Lobi, Aksi dan Politik” ucapnya.

“Saya ingin kita tetap kompak, membantu satu sama lain dalam menyelesaikan masalah dengan konsep tersebut (KLAP), keaktifan pengurus dan menjalankan instruksi yang ada” sambungnya.

Fauzan, terus memberikan semangat kepada anggotanya, Ia juga mengharapkan keaktifan pengurus ditiap-tiap PUK, dengan begitu harapan akan penyelesaian permasalahan yang ada diperusahaan masing-masing dapat dengan cepat di selesaikan serta perkembangan organisasi di Nusa Tenggara Barat bisa di maksimalkan.

Rapat ini memang baru pertama kali digelar di tingkat DPW dan akan terus di lakukan sesuai waktu yang telah ditentukan, sebab Fauzan menilai rapat rutin seperti ini diperlukan guna menjaga kekompakan, menyelaraskan tujuan, menjalankan visi dan misi organisasi serta dalam upaya pengembangan organisasi FSPMI di wilayahnya.

(Agus Widodo).

Pos terkait