Curhatan Hati Seorang Buruh Yang Pabriknya Akan Tutup Dalam Waktu Dekat Ini

Semarang, KPonline – Teruntuk kamu. Siapapun yang mengatur jalannya perusahaan ini. Bolehkah sebentar kita duduk bersama. Menyingkirkan rasa egois dan ingin menang sendiri. Berbicara dari hati ke hati tentang pabrik tempat kita bekerja.

Pada dasarnya kepentingan kita adalah sama. Bekerja dan hidup dari upah yang kita terima.

Karena jabatan dan posisimu yang tinggi, bolehlah kamu disebut wakil pengusaha. Sedangkan kami hanya buruh rendahan. Berbicara penghasilan, boleh jadi kita ibarat langit dan bumi. Kamu dibayar mahal, sedangkan aku pas-pasan. Maklum, sekedar operator rendahan di pabrik ini.

Terlepas dari kasta yang membedakan kita, bukankah kita sama-sama manusia? Kita sama-sama rakyat Indonesia, walaupun memiliki logat bicara yang berbeda. Kita sama-sama seorang anak dari orang tua yang mungkin punya keinginan untuk bekerja dekat dengan keluarga. Memiliki mimpi untuk mendapatkan kepastian kerja dan bisa sejahtera sebagai pekerja bersama keluarga tercinta.

Seandainya berita penutupan perusahaan ini benar, maka lihatlah apa dampaknya. Kos-kosan di kampung ini akan segera ditinggalkan karyawan. Warung-warung nasi yang biasanya ramai akan sunyi tanpa bunyi. Suara piring beradu sendok dan akan terdengar lagi.

Pernahkah kalian berfikir, berapa biaya yang dihabiskan untuk membangun semua itu? Pernahkah kalian merasakan bagaimana sakitnya diberi harapan palsu? Bekerja dengan durasi yang lama. Tetapi kemudian setelah nekat mengangsur kredit rumah yang harganya mencekik itu harus berakhir sia-sia karena pabrik tak lama lagi akan berhenti berproduksi.

Haruskan sekarang kami bermigrasi lagi dan memulai dari cicilan pertama lagi di tempat antah berantah itu?

Barangkali dengan mudah kalian akan mengatakan, adalah hak para pengusaha memulai dan mengakhiri usaha di sini. Tetapi pernahkah kalian melihat ke belakang, bagaimana kerja keras seluruh pekerja bisa mengantarkan capaian yang mengesankan di sini? Bahkan penghargaan sebagai supplier terbaik bisa kita dapatkan. Apakah itu kau pikir hanya usaha satu orang yang berinisial saja di ID punggungnya? Tidak! Itu juga bagian dari pemberian terbaik kami. Kerja keras kita semua.

Maka pikirkanlah sekali lagi. Jangan seenaknya memanusiakan mesin namun menganggap kami patung yang begitu mudahnya kau buang ketika tak dibutuhkan.  Sekali lagi, demi penghormatan terhadap karyawan yang telah rela memberikan yang terbaik selama ini.

Dariku. Tertulis dari pena yang kau biarkan jatuh dan nyaris terinjak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar