Cerpen : Kamu Saya Pecat, Silakan Keluar

Namanya Wartiyem, ibu tua renta yang memiliki tiga orang anak. Satu perempuan, dua laki-laki selama ini dia tinggal dengan anak perempuannya, namanya Sarimanah. Anaknya yang perempuan inilah yang selalu menjaga,merawat dana melindunginya  walau hidupnya sangat sederhana, tapi Sarimanah sangat perhatian sama ibunya.

 

Padahal suaminya sarimanah hanyalah seorang buruh kuli panggul harian di pabrik tepung milik babah kohcay, yang terkenal pelit dan tidak pernah rela jika buruh di tempat pabriknya hidup sejahtera,bahkan konon khabar nya babah kocay tidak segan-segan melakukan pemecatan jika ada buruhnya yang berani melawan atau menentangnya.

Dan ini pernah terjadi pada Sahurip adik ipar Askah, suaminya Sarimanah. yang karena sudah tidak kuat lagi menanggung kesengsaraan dan perlakuan babah kocay, yang tidak menaikkan upah harian kuli panggulnya, dia nekat naik ke tiang tower sambil membawa megaphone, saat itu pas jam istirahat tiba, dimana para sesama kuli panggul biasa berkumpul selonjoran depan pabrik sambil minum kopi.

Dan di atas Tower itu lah Sahurip berpidato, menggunakan bahasa sunda bak Soekarno muda ketika diatas podium. jika di sadur kedalam bahasa indonesia seperti ini terjemahan nya;

“ Assalllamuallaikum, Hai kawan kawan aku yang bodoh ini ingin menyampaikan sesuatu pada kalian semua, aku harap kalian mendengar kan”. Sahurip membuka pidatonya. 

Seperti di komando kawan sejawat kuli panggul di pabrik babah kocay itu berkerumun di bawah tower, mereka penasaran apa yang akan di katakan Sahurip, namun ada juga sebagian di antaranya yang tidak bergeming dan asik dengan kenyamananan masing-masing, sambil melihat kelakuan sahurip di atas tower.

“Barang siapa yang tidak taat akan Azas, maka dia terbuka untuk di Jalimi atau menjalimi , tahukah kalian Azas itu apa..? “ kembali sahurip melanjutkan pidato nya

“Pasti kalian tidak tahu, kalian tahu nya kerja dapat duit, walau di bayar murah seperti jaman rodi , atau upah mu tidak naik sekalipun yang penting kerja dapat Duit, tapi aku juga sama seperti kalian, mau saja diperlakukan sehina ini oleh babah kocay  “

‘’ Baik kawan-kawan ,aku kasih tahu sama kalian semua, Azas adalah hal yg sangat mendasar pada diri manusia. bahasa intelek nya Azas itu adalah sama dengan hak, atau sesuatu yg melekat pada diri manusia dan tidak bisa di pisahkan,Karena itu pemberian dari yang maha kuasa, Allah yang maha maha Agung ”

 

“Misal kan Hak untuk hidup, Hak untuk menikah, Hak untuk makan, Hak mendapatkan rejeki, jika dikaitkan upah juga adalah ‘rejeki’. Jadi apabila kalian semua tidak taat akan azas, atau hak maka bisa di katakan sudah berbuat Dzolim atau menjalimi pada diri sendiri. Dan tentu nya mengabaikan pemberian yang maha Kuasa yg di lekatkan pada manusia, pada kalian semua.”

 

Sahurip terus nyerocos , ‘seperti kuda lepas ti gedogan’, lepas tak terkendali. Sementara kawan sejawatnya, riuh rendah menyikapi pidato nya, ada yang tertawa ,ada yang bersorak, dan ada pula yang tertawa- tawa., dan kembali sahurip melanjutkan pidatonya, dan posisinya tidak bergeser, tangan kiri memegang Megaphone, tangan kanan memegang besi tower, dan kedua kakinya kokoh berdiri diatas tower,dengan ketinggian kurang lebih tiga meteran.

“Lalu bagaimana jika babah Kocay mengabaikan Hak mu, hak rejeki mu, hak upah mu, mengabaikan hidupmu, bahkan kesejjahteraan kalian semua. Itu artinya ada Azas yang tidak di taati , ada Hak yang di langgar, yang telah Allah berikan pada kalian semua” .

“ Apakah kalian  mau diam saja ketika upah di bayar murah, upah kalian tidak naik?, Atau masih diam saja ketika semua yang Allah berikan pada kalian semua di Dzolimi oleh babah kocay ?“

Kalau kalian masih diam , kalian semua harus belajar lagi pada semut, sekalian nanti kalian tanya pada semut, bagaimana cara nya melawan ketika hak Hidup yg di berikan Allah,di injak oleh Manusia…paham kan maksudnya kawan-kawan ?, Kalau tidak paham juga, dan masih diam saja ketika di dzolimi, ganti baju kalian dengan kain Kafan..!!?.

 

Dan akhirnya Sejak kejadian pidato di atas tower itu sahurip tidak lagi bekerja di pabrik tepung babah kocay, setelah sebelumnya ketika dia turun dari tower ddan di pangggil ke ruangan babah kocay, lalu  di berikan hadiah makian kata kata kotor hewan najis, dan kata terahir yang dingat oleh Sahurip dari babah Kocay adalah ;  “ Kamu Saya Pecat , Silakan Keluar !!? ” 

 

KOTRIBUTOR SUBANG :

 

Penulis : AapKasep

  Fhoto  : Radhak Pesa