Carut Marut Persoalan lnternal Hubungan Industrial, Tidak Menyurutkan Semangat Buruh PT. Asrindo untuk All Out dalam Aksi 2 Oktober

Semarang, KPOnline – Disaat banyak pekerja yang asyik dengan pekerjaannya sendiri dan tidak mau terlibat dengan kegiatan serikat pekerja, namun tidak demikian dengan buruh di PT Asrindo Indty Raya yang beralamat di Jl. Raya Tugu Km 9 Semarang.

Buruh yang tergabung dalam PUK SPAI FSPMI PT. Asrindo Indty Raya ini memang sedang memasuki masa sulit. Carut marut perihal hubungan industrial yang menyangkut hak normatif melanda mereka diantaranya upah yang selalu  tertunda-tunda, walaupun langkah demi langkah untuk meminta hak mereka sudah mereka lakukan. Mulai aduan mereka ke DPRD Provinsi Jawa Tengah pada hari Senin (23/9/2019) sampai langkah Tripartit pada Rabu (25/9/2019) pun mereka tempuh. Walaupun langkah mereka tertunda dikarenakan dari pihak pengusaha tidak hadir memenuhi undangan dari Disnakertrans Provinsi Jawa Tengah saat Tripartit.
 

Bacaan Lainnya

Namun hal itu bukan halangan bagi mereka untuk ikut aksi pada 2 Oktober mendatang. Bahkan menurut Suprihatin selaku Ketua PUK SPAI FSPMI PT. Asrindo Indty Raya menegaskan akan all out menurunkan anggotanya pada aksi yang berskala nasional tersebut.

“Kami akan turun all out kecuali untuk ibu hamil kami berikan kelonggaran bagi mereka mau ikut tidaknya. Akan tetapi untuk yang lainnya wajib untuk ikut karena ini menyangkut nasib mereka juga” tegasnya.

Menyinggung permasalahan yang sedang mereka hadapi ternyata di hari Jum’at (27/9/2019) dari pihak pengusaha akhirnya memenuhi panggilan dari Disnakertrans Provinsi Jawa Tengah. Menurut keterangan yang dihimpun oleh Tim Media Perdjoeangan melalui Sumartono selaku Ketua KC FSPMI Semarang Raya.

 “Dari Mr Kiem  selaku pengusaha mau memberikan sisa gaji 20% yang harusnya 60% dan yang 40 % akan di berikan di tgl 10 Oktober sementara gaji untuk bulan Oktober belom jelas mau di berikan kapan” jelasnya.

“Padahal dari Dinas Provinsi sudah menekankan dan mempersilahkan untuk menjual apa aja yang di punya guna membayar gaji karyawan akan tetapi Mr Kiem mengatakan nggak punya apa-apa. Seperti yang diketahui bahwa Mr Kiem punya bisnis garmen juga selain di Asrindo yang diduga nasib pekerjanya bisa jadi akan bernasib sama” lanjutnya pula.

Karena itulah Suprihatin berharap setelah aksi 2 Oktober nanti ada kejelasan mengenai nasib mereka.

“Kita ingin minta kepastian dari perusahaan akan dibawa kemana kita? Kalau memang perusahaan masih jalan kita minta tunjukkan bahwa perusahaan ada bukti bukti akan proses produksi kembali. Apa lagi  selama dirumahkan selama ini gaji karyawan selalu tertunda-tunda pembayarannya belom lagi gaji bulan September ini yang belom tau nasibnya seperti apa”

Akan tetapi jika memang perusahaan sudah tidak mungkin bisa jalan kita minta jangan digantung nasib karyawannya silahkan ambil tindakan yang pasti biar semuanya menjadi lebih jelas sesuai ketentuan undang undang yang berlaku dan juga BPJS Ketenagakerjaan yang belum di bayarkan selama 2 tahun ini untuk segera dibayarkan, karena jika itu tidak di bayar maka untuk jaminan hari tua dari karyawan tidak bisa mencairkannya guna menyambung hidup jika nanti di PHK” lanjutnya dengan rasa gusar

Dan ia mengajak kepada pekerja yang lainnya agar ikut turun aksi.

“Ayo kawan-kawan tunggu apalagi. Ayo kita berjuang bersama dalam Aksi 2 Oktober nanti untuk menolak Revisi UU No.13 Tahun 2003” ucapnya.
(sup)

Pos terkait