Jakarta, KPonline – Perjuangan buruh korban PHK di lingkungan PT Freeport Indonesia tak pernah surut. Minggu (10/9/2018), mereka memanfaatkan car free day di Jakarta untuk mengekspresikan tuntutannya.
Ekspresi protes mereka sampaikan dengan bernyanyi dan menari. Sebuah spanduk besar terbentang. Bertuliskan: Kami Indonesia. Kami Dijajah di Negeri Sendiri. Buruh Korban PHK PT Freeport.
Tulisan ini seolah menampar kita. Freeport Indonesia, yang mengelola tambang emas di Papua, berada di wilayah NKRI. Tetapi mengapa permasalahan yang mereka hadapi berlarut-larut hingga kini?
Haris Azhar menyebut, negara tidak hadir. Padahal kasus ini merupakan tragedi kemanusiaan. Dilaporkan, sebanyak 32 orang meninggal dunia pasca PHK sepihak itu. Salah satunya akibat tidak adanya jaminan kesehatan pasca pihak perusahaan membekukan BPJS Kesehatan.
Buruh Freeport adalah bagian dari rakyat Indonesia. Perwakilan mereka saat ini berada di Jakarta untuk mendesak beberapa instansi terkait untuk membantu penyelesaikan kasus mereka.
Sebagai warga masyarakat, hal yang wajar jika mereka meminta Pemerintah Indonesia tidak diam saja.
Sayangnya, beberapa waktu yang lalu, ketika mereka mendatangi Kementerian Ketenagakerjaan, Menteri Hanif Dhakiri tidak bisa menemui.
Buruh Freeport adalah kita. Yuk bersolidaritas untuk mereka…