Buruh Kesulitan Mendapatkan Gas 3kg di Malam Hari, Kebijakan Dinilai Tidak Tepat

Buruh Kesulitan Mendapatkan Gas 3kg di Malam Hari, Kebijakan Dinilai Tidak Tepat

Jakarta, KPonline-Ananto Prasetya, Ketua Pimpinan Cabang Serikat Pekerja Elektronik dan Elektrik Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (PC SPEE FSPMI) Bogor, dalam aksi buruh di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menyoroti kebijakan yang dianggap menyengsarakan buruh. Ia mengungkapkan keprihatinannya terhadap fenomena antrean masyarakat untuk mendapatkan kebutuhan pokok, seperti sembako, minyak tanah, BBM, minyak curah, dan kini gas LPG.

“Kondisi ini semakin sulit bagi buruh yang pulang kerja pada shift kedua, terutama ketika mereka mendapati gas habis saat hendak memasak. Harusnya ada akses yang lebih mudah, bukan malah mempersulit rakyat,” ujar Ananto dalam aksi tersebut.

Bacaan Lainnya

Saat ini, beberapa SPBU memang menjual gas LPG 3kg, tetapi tidak semua beroperasi 24 jam dan tidak semua menyediakan stok yang cukup. Situasi ini memperburuk keadaan bagi buruh dan masyarakat yang membutuhkan gas di luar jam kerja normal.

“Buruh dan rakyat kesulitan jika harus ke pom bensin malam-malam hanya untuk membeli gas. Ini adalah kebijakan yang tidak tepat. Pemerintah seharusnya memastikan ketersediaan gas hingga ke tingkat agen kecil yang lebih dekat dengan masyarakat,” tambahnya.

Sebagai solusi, masyarakat dapat mencoba mencari pangkalan gas terdekat. Namun, hal ini tetap tidak mengatasi permasalahan utama, yaitu sulitnya akses bagi mereka yang pulang larut malam.

Buruh berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk memastikan distribusi gas yang lebih merata dan mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama mereka yang bekerja dalam sistem shift.

Pos terkait